Senin, 17 Desember 2012

Audio fisual dalam belajar IPA

I. PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik di sekolah dasar (SD), pembelajaran tersebut berhubungan dengan  cara mencari tahu tentang alam secara teoritis, pembelajaran IPA tersebut didapat dengan proses penemuan melalui observasi, eksperimen, penyusunan teori, dan menarik suatu kesimpulan. Sesuai dengan penjelasan Abdullah (2003:18) mengungkapkan pengertian IPA adalah "suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain."
Selain itu IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang cara mencari tahu tentang alam secara sistimatis sehingga IPA tidak hanya menguasai keterampilan, pengetahuan yang berupa fakta-fakta dan konsep tetapi merupakan suatu proses penemuan, sesuai dengan yang dijelaskan Depdiknas (2004:3) tentang pembelajaran IPA adalah "IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan keterampilan, pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan".
Pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan zaman, pembelajaran dan pengembangan potensi sumberdaya manusia dalam memasuki dunia tekhnologi, termasuk tekhnologi informasi pada era globalisasi, menurut Sismanto (diakses 12 Februari 2012)  pembelajaran IPA merupakan "salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dunia dengan memasuki era teknologi informasi".
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan penjabaran konsep-konsep IPA, sehingga peserta didik dapat menyesuaikan diri dan menanggapi serta menganalisa isu-isu yang terjadi baik lokal, nasional, kawasan maupun dunia, sosial, ekonomi, lingkungan serta etika secara kritis perkembangan IPA dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan IPA dan dampaknya melalui tekhnologi dalam eraglobalisasi, seperti yang dijelaskan Bentley (dalam Sismanto, diakses 12 Februari 2012) Konsep pembelajaran IPA mengandung "aspek yang berhubungan dengan pengetahuan untuk dapat menanggapi isu lokal, nasional, kawasan, dunia, sosial, ekonomi, lingkungan dan etika serta menilai secara kritis perkembangan dalam IPA dan teknologi serta dampaknya".
Salah satu caranya adalah guru harus mampu dan terampil dalam memanfaatkan sumber-sumber belajar dan media pembelajaran yang efektif dan efesien yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Hal ini dipertegas oleh Azhar (2006:2) bahwa "Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah dapat lebih dinamis dan akan mencapai sasaran yang diinginkan jika ditambahkan alat bantu dan media, karena dengan penggunaan alat bantu atau media tersebut dapat menjadikan peserta didik lebih memahami pelajaran".
Media adalah alat yang berperan menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran (Azhar, 2006:3). Sedangkan media pembelajaran menurut Ilam (2008:1) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses belajar, yang pada akhirnya mampu mengantarkan peserta didik dalam penyampaian tujuan pembelajaran. Syahyenni (2008:8) menambahkan bahwa yang dikatakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan pesan dari pengirim (guru) ke penerima (peserta didik) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran, seperti media audio, media visual, media audio visual, media komputer dan lain-lain.
Sejalan dengan pendapat di atas, Wiryawan (dalam Mulyani, 1999:183) menjelaskan bahwa jenis media pembelajaran meliputi: 1) Media audio, yaitu jenis media yang dapat didengar, contoh cassette tape recorder dan radio, 2) media visual, yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan, contoh media gambar dalam (still pictures) dan media grafis, media papan, dan media dengan proyeksi, 3) benda asli dan orang, yaitu benda yang sebenarnya, contohnya adalah diorama, museum, dan dikunjungi manusia sumber, dan 4) media audio visual, yaitu media yang tidak hanya dapat dipandang tetapi juga dapat didengar, contohnya televisi, film, dan video. Seorang guru harus jeli dalam memilih jenis media yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik, karena pada saat sekarang ini sudah tersedia berbagai macam jenis media pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap proses pembelajaran, penggunaan media tidak mungkin diabaikan karena pesan pembelajaran akan lebih bermakna bagi peserta didik apabila disertai dengan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat dipelajari dengan media. Pembelajaran IPA akan lebih tepat dan lebih efektif penyampaiannya apabila menggunakan media audio visual. Alasannya adalah dalam mempelajari materi dalam pembelajaran, peserta didik sedapat mungkin melihat secara langsung, jelas dan nyata obyek yang dipelajari agar materi yang mereka dapatkan lebih bermakna dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan lebih memahami dan mengerti isi dari pesan pembelajaran apabila mereka mengalaminya dalam kehidupan nyata. Peserta didik bukan lagi hanya membayangkan materi tersebut berdasarkan apa yang disampaikan guru atau melihat hanya gambarnya saja, yang akhirnya membuat peserta didik dengan kemampuan terbatas dalam menyerap pelajaran kesulitan dalam memahami dan menghubungkannya dalam kehidupan nyata.
Azhar (2006:3) menyatakan bahwa media audio visual adalah suatu alat yang mengandung pesan dalam bentuk auditif dan visualitatif (dapat didengar dan dilihat) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar. Media audio visual seperti film atau video akan memudahkan peserta didik di sekolah dasar dalam menyerap materi pelajaran IPA yang diberikan oleh guru. Peserta didik lebih termotivasi jika pelajaran yang diberikan membawa peserta didik ke dunia nyata dan konkrit sesuai dengan perkembangan kematangan peserta didik usia sekolah dasar. Senada dengan hal tersebut, Piaget (dalam Muchtar, 1997:20) menjelaskan bahwa pada saat seorang anak berusia 7-12 tahun, mereka mengembangkan konsep dengan benda-benda konkrit untuk menyelidiki hubungan dan model-model media abstrak (tahap operasional konkrit). Dimana pada tahap ini, peserta didik harus melihat atau mengalami sendiri hal tersebut agar peserta didik dapat memahami pelajaran atau menjadi keterampilan dan pegangan bagi peserta didik di masa yang akan datang.
Dilihat lebih jauh lagi pada era globalisasi saat ini, menonton bagi usia anak-anak, baik melalui televisi atau kaset CD sudah merupakan suatu kebutuhan dan sangat dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Mereka pun lebih mengerti, memahami, dan bisa cepat menirukan apa pesan yang disampaikan atau yang dilihatnya melalui televisi atau CD dari pada apa yang disampaikan guru di sekolah maupun orang tua mereka di rumah. Oleh sebab itu, guru harus jeli melihat peluang ini dengan memanfaatkan televisi atau VCD sebagai media pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan pengalaman penulis di SD Negeri 16 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang bahwa peserta didik kurang termotivasi dalam belajar, sehingga mereka kadang keluar masuk kelas, dan mengganggu teman sewaktu pembelajaran sedang berlangsung dalam proses pembelajaran karena pendidik jarang menggunakan media yang sesuai dalam pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik termasuk media audio visual dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran kurang sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil evaluasi ulangan harian (UH) peserta didik di kelas VI SD Negeri 16 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang belum mencapai ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan melalui kurikulum KTSP yaitu 70 untuk bidang studi IPA.
Tabel Hasil Evaluasi Ulangan Harian (UH)

Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: "Meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik dengan menggunakan media audio visual di kelas VI SD Negeri 16 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang".
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
a.    Bagaimanakah perencanaan peningkatan hasil belajar IPA peserta didik dengan menggunakan media audio visual di kelas VI SD Negeri 16 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang?
b.    Bagaimanakah pelaksanaan peningkatan hasil belajar IPA peserta didik dengan menggunakan media audio visual di kelas VI SD Negeri 16 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang?
c.    Bagaimana meningkatan hasil belajar IPA peserta didik dengan menggunakan media audio visual di kelas VI SD Negeri 16 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang?
C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulisan ini bertujuan untuk mendekripsikan :
a.    Perencanaan peningkatan hasil belajar IPA peserta didik dengan menggunakan media audio visual di kelas VI SD Negeri 16 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang
b.    Pelaksanaan peningkatan hasil belajar IPA peserta didik dengan menggunakan media audio visual di kelas VI SD Negeri 16 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang
c.    Meningkatan hasil belajar IPA peserta didik dengan menggunakan media audio visual di kelas VI SD Negeri 16 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang.
D.    Manfaat Penulisan
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.    Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam memberi bimbingan untuk peningkatan hasil belajar IPA terhadap guru di SD Negeri 16 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo.
2.    Bagi guru
Menambah wawasan guru tentang manfaat dan cara penggunaan media audio visual dalam pembelajaran IPA.
3.    Bagi peneliti
Mengadakan inovasi pembelajaran dengan media audio visual dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkwalitas.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar