Kamis, 16 Agustus 2012

Perkembangbiakan makhluk hidup

          Makhluk hidup ada di sekeliling kita, bahkan di lingkungan terkecil pun, kita dapat menemukan makhluk hidup. Tanpa kita sadari makhluk hidup di sekitar kita, kian hari kian bertambah jumlah. Contohnya saja manusia. Populasi manusia semakin bertambah dari tahun ke tahun. Mengapa hal terjadi? Setiap makhluk hidup berusaha melestarikan jenisnya dari kepunahan. Oleh karena itu, setiap makhluk hidup memliki kemampuan untuk berkembang biak. Berkembang biak adalah cara menghasilkan keturunan atau anak.
         Lalu, bagaimana halnya dengan hewan dan tumbuhan? Samakah cara perkembangbiakan hewan dan tumbuhan? Jawaban mengenai pertanyaan tersebut akan kalian dapatkan setelah mempelajari bab ini.
Secara umum perkembangbiakkan makhluk hidup dibedakan menjadi dua cara, yaitu:
a. Perkembangbiakan secara vegetatif (tidak kawin), yaitu individu baru (anak) berasal hanya dari satu induk saja sehingga individu baru merupakan bagian tubuh induknya. Sifat-sifat individu baru sama persis dengan induknya.
b. Perkembangbiakan secara generatif (kawin), yaitu individu baru (anak) merupakan hasil perkawinan antara induk jantan dan induk betina. Perkawinan atau pembuahan adalah proses peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina.
A. Perkembangan pada Manusia
           Agar dapat berkembang biak dan melestarikan keturunan, manusia melakukan perkembangbiakan secara generatif melalui perkawinan. Untuk melakukan perkembangbiakan harus diawali tahapan pertumbuhan menuju kedewasaan, tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia dapat diamati pada gambar berikut ini.Makhluk hidup ada di sekeliling kita, bahkan di lingkungan terkecil pun, kita dapat menemukan makhluk hidup. Tanpa kita sadari makhluk hidup di sekitar kita, kian hari kian bertambah jumlah. Contohnya saja manusia. Populasi manusia semakin bertambah dari tahun ke tahun. Mengapa hal terjadi?
           Setiap makhluk hidup berusaha melestarikan jenisnya dari kepunahan. Oleh karena itu, setiap makhluk hidup memliki kemampuan untuk berkembang biak. Berkembang biak adalah cara menghasilkan keturunan atau anak. Lalu, bagaimana halnya dengan hewan dan tumbuhan? Samakah cara perkembangbiakan hewan dan tumbuhan? Jawaban mengenai pertanyaan tersebut akan kalian dapatkan setelah mempelajari bab ini. Secara umum perkembangbiakkan makhluk hidup dibedakan menjadi dua cara,
yaitu:
a. Perkembangbiakan secara vegetatif (tidak kawin), yaitu individu baru (anak) berasal hanya dari satu induk saja sehingga individu baru merupakan bagian tubuh induknya. Sifat-sifat individu baru sama persis dengan induknya.
b. Perkembangbiakan secara generatif (kawin), yaitu individu baru (anak) merupakan hasil perkawinan antara induk jantan dan induk betina. Perkawinan atau pembuahan adalah proses peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina.
A. Perkembangan pada Manusia
Agar dapat berkembang biak dan melestarikan keturunan, manusia melakukan perkembangbiakan secara generatif melalui perkawinan. Untuk melakukan perkembangbiakan harus diawali tahapan pertumbuhan menuju kedewasaan, tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia dapat diamati pada gambar berikut ini.      
       Kebutuhan manusia di setiap tahap perkembangan juga berbeda. Misalnya, pada saat kalian bayi, belum bisa makan makanan yang keras karena belum tumbuh gigi. Sehingga hanya makanan yang lunak dan agak cair yang dapat masuk ke dalam tubuh. Namun, ketika kalian menginjak masa anak-anak, makanan yang dapat dimakan sudah mulai bertambah. Begitu seterusnya hingga nanti kalian dewasa dan lanjut usia.
      Manusia dapat memulai proses perkembangbiakan ketika sudah dewasa. Sebelum dewasa, manusia mengalami proses menuju kedewasaan yang ditandai dengan masa pubertas. Tahapan/masa pubertas merupakan salah satu tahapan yang selalu dilalui oleh setiap manusia. Selama masa pubertas setiap manusia akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat disertai banyak perubahan. Masa pubertas dimulai
pada usia 9-14 tahun, dan berakhir menjelang usia 20 tahunan dengan ditandai berhentinya pertambahan tinggi badan. Tahapan pubertas ini sangat berkaitan erat dengan kemampuan manusia untuk berkembang biak, karena dengan terjadinya perubahan fisik pada tubuh memungkinkan manusia dapat berkembang biak secara kawin. Perubahanperubahan apakah yang terjadi pada manusia pada masa pubertas? Berikut akan
diuraikan! Masa pubertas anak perempuan lebih cepat dibandingkan dengan anak lakilaki. Perubahan yang jelas terlihat pada perubahan fisiknya yang mengiringi perubahan utama yang terjadi dalam tubuh. Perubahan tersebut dikendalikan oleh hormon kelamin.

Sabtu, 11 Agustus 2012

Budidaya Kakao

I.        PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tanaman Kakao (theobroma cacao l) merupakan tanaman tahunan yang menjadi salah satu komoditi non migas  Indonesia. Tanaman tahun ini dapat  mulai berproduksi umur 18 bulan 1,5tahun), tanaman ini menghasilkan biji kakao yang selanjutnya diproses menjadi berbagai produksi turunan seperti Bubuk coklat, coklat batang, coklat cair dan lain-lain. Produk kakao adalah komoditas ekspor non migas yang berfungsi pada ganda yaitu serbagai sumber devisa Negara, menunjang  pendapatan  asli daerah (PAD) dan penyedian lapangan pekerjaan.
Sebagai salah satu komoditas andalan dari sub sektor perkebunan ,tanaman kakao mempunyai peranan yang cukup bagi perekonomian sosial, khususnya sebaga penyedia lapangan pekerjaaan, sumber pendapatan dan devisa negara. disamping itu kakao juga berperan dalam pegembangan wilayah dan pegembangan agroindustri. Sejauh ini, perkebunan kakao telah banyak menyediakan lapangan perkerjaan dan sumber pendapatan kepala keluarga petani.   
Pada saat ini kecenderungan perluasan areal kakao terus berlanjut, tidak Setajam periode 1985-1995 yang laju perluasanya rata-rata di atas 20 % per tahun dan periode 1995-2002 yang rata-rata tumbuh 7,5 % per tahun. Hal ini di sebabkan (1) peningkatan produksi dengan perluasan areal saat ini tidak dapat mengimbangi penurunan produksi tanaman tua. (2) serangan hama dan penyakit sudah menjadi ancaman bagi produksi kakao nasional .oleh karena itu upaya perbaikan perlu segera dilakukan agar produksi kakao nasional dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Upaya rehabilitas perlu dilakukan untuk meningkatkan potensi kebun yang sudah ada melalui perbaikan bahan tanaman dengan teknologi sambung samping ataupun penyulaman dengan bibit unggul dan dukungan budidaya maju ,sehingga produktivitas kebun yang berhasil cukup tinggi.
Dengan melakukan berbagai upaya perbaikan tersebut maka perluasan areal perkebunan kakao di harapkan terus berlanjut.pada periode 2005-2010 perkebunan kakao di perkirakan masih tumbuh dengan laju 2,5 % per tahun sehingga total areal perkebunan kakao diharapkan mencapai 1.105.430 ha dengan total produksi 730.000 ton. Pada periode 2010-2025 diharapkan pertumbuhan areal perkebunan kakao Indonesia terus berlanjut dengan laju 1,5% per tahun, sehingga total arealnya mencapai 1.354.152 ha pada tahun 2005 dengan produksi 1,3 juta ton jadi secara ringkas areal pengembangan agribisnis kakao adalah sebagai berikut:
1.      Rehabilitas kebun dengan menggunakan bibit unggul dengan teknik sambung samping.
2.      Peremajaan kebun tua/rusak dengan bibit unggul.
3.      Perluasan areal pada lahan potensial dengan menggunakan bibit unggul.
4.      Peningkatkan upaya pegendalian hama dan penyakit .
5.      Perbaikan mutu produksi sesuai dengan tuntunan pasar .
6.      Pengembangan industri pengolahan hasil mulai dari hulu sampai hilir sesuai dengan kebutuhan.
7.      Pengembangan sub system penunjang agribisnis kakao yang meliputi: bidang usaha pengadaan sarana produksi, kelembagaan petani, dan lembaga keuangan .
Salah satu upaya mendasar yang perlu di lakukan adalah mempersiapakan sumber daya manusia (SDM) dalam berbagai aspek baik teori maupun praktek dalam teknik bercocok tanam mulai dari pengolahan bibit, sampai panen dan pasca panen.
Di Sumetara Barat terdapat berbagai macam-macam  pusat  pelatihan Agribisnis tanaman kakao,salah satunya di payakumbuh yaitu pusat pelatihan kakao/himpunan kakao Indonesia (HIPKINDO), yang beralamat da jorong gando, kenagarian piobang yang dikelolah oleh  Bapak  Ir.Fikri Amir.
Pada saat sekarang daerah payakumbuh menggalakan tentang fermentasi terhadap biji kakao,karena biji kakao yang di fermentasi memiliki kualitas yang bagus dan bermutu baik.dengan harga fermentasi pada saat sekarang Rp. 25.000/kg.
B.  Tujuan Usaha.
Tujuan dari Agribisnis Tanaman kakao ini adalah sebagai berikut:
1.      Menambah Pengetahuan dan ketrampilan  dalam bidang budidaya Tanaman kakao.
2.      Dapat untuk melatih diri untuk mandiri bertanggung jawab dan menimbulkan jiwa wirausaha.
3.      Meningkatkan nilai guna kakao.
4.      Untuk memperoleh keuntungan  dalam berwirausaha.
5.      Menciptakan lapangan Perkerjaan yang baru bagi masyarakat sekitarnya.
C.  Manfaat.
Manfaat dari pelaksanaan Praktek Kerja Usaha (PKU) yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1.      Siswa dapat  mengetahui  dan  melakukan  cara  berintekrasi  tentang Agribisnis  tanaman kakao.
2.      Sebagai pedoman setelah menyelesaikan pendidikan SMK-PP untuk berwirausaha di bidang budidaya tanaman kakao.
3.      Siswa dapat mengenal jenis  tanaman kakao dan tanaman perkebunan lainnya di lokasi PKU.
D.  Ruang Lingkup.
Budidaya tanaman kakao ini sangat bagus untuk berwirausaha pembibitan kakao ini meliputi hal sebagai berikut : mulai dari penyiapan lahan, penyiapan kecambah, penyiapan media tanam, penyiapan polybag, penanaman, pemeliharaan, pemanenan serta pasca panen.
II.  GAMBARAN UNIT UMUM  USAHA

A.  Proses Pengembagan usaha.
1.      Skala Usaha
Skala usaha budidaya tanaman kakao yang penulis laksanakan adalah seluas 1 ha dengan  jumlah tanaman  1.100 batang.
2.      Komoditi.
Komoditi yang penulis laksanakan pada Praktek Kerja Usaha (PKU) ini adalah budidaya tanaman kakao (tehobroma cacao.l)
3.      Permodalan.
Modal dalam budidaya tanaman kakao berasal dari Induk Semang yang di mulai dari awal pembibitan sampai kepada panen.sehingga dalam praktek kerja usaha yang penulis lakukan dapat terlaksana denga baik.
4.      Sarana dan Prasana.
Sarana dari prasarana yang penulis gunakan dalam budidaya tanaman kakao ini adalah sebagi berikut:
  - cangkul                          - linggis                       - polybag
  - parang                            - kapak                        - waring
  - sabit                               - becak motor              - palu
  - babat                              - karung                      - tempat penjemuran
  - gerobak                          - plastik                       - pupuk kandang
  - hand sprayer                  - tali                            - pupuk NPK
  - Pisau okulas                       - bambu                           - Agrodex
  - gunting stek                       - kotak fermentasi           - ditean 45
  - dodos                                 - alat pemecah buah        - gromoson
  - mesin potong rumput         - ember                            - decis
  - gergaji                                - baskom                          - bestox


















III.  PELAKSANAAN

A.  Waktu dan Lokasi
1.    Waktu
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Usaha (PKU) yang penulis laksanakan adalah di mulai pada tanggal 12 September-2 Desember 2011.
2.    Lokasi
Lokasi pelaksnaan Praktik Kerja Usaha (PKU) ini dilaksanakan di luar kampus Sekolah menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Padang, yakni di CV. SCORPIO KOMUNIKASI yang beralamat di Jorong Gando, Kenagarian Piobang, Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota.
B.  Pelaksanaan Utama
1.     Persiapan
Persiapan yang penulis lakukan sebelum melaksanakan Praktik Kerja Usaha(PKU) ini adalah sebagai berikut:
a.       Pengarahan dari kepala sekolah.
b.      Pegarahan dari panitia pelaksana PKU dan pemberian buku panduan.
c.       Pengisian blangko yang ada pada buku panduan.
d.      Pemberian materi tentang pengenalan kakao.
e.       Pemberian materi tentang analisa oleh guru bidna studi manajemen agribisnis.
f.       Konsultasi dengan guru pembimbing interen dan pembuatan rencana kerja.
2.      Pelaksanaan Kegiatan
1)   Persiapan penanaman
a.      Pembersihan Lahan
Pembersiahan dilakukan dengan membersihkan semak belukar dan kayu-kayu kecil sehingga memudahkan penebangan pohon. Kriteria kayu atau tunggul yang tinggal sangat menentukan tahap penebangan/tumbang ini, karena menyangkut biaya, waktu, keselamatan kerja, alat yang digunakanan biasanya chain saw. Untuk menebang kayu yang berdiameter kecil dapat digunakan kapak biasa. Setelah penebasan/babat dan tebang/tumbang semak belukar, kayu-kayu kecil dan batanga di bakar. 
b.      Penanaman pohon pelindung
Pohon pelindung tanaman kakao berdasarkan fungsinya terdiri dari 2 jenis yaitu pohon pelindung sementara dan pelindung tetap .pelindung sementara berfungsi untuk tanaman yang masih muda sampai menjelang berbuah,tanaman yang dapat digunakan sebagai pohon pelindung sementara adalah maghonia dan pisang, sedangkan pohon pelindung tetap berfungsi untuk tanaman yang menghasilkan, tanaman yang dapat dijadikan pohon pelindung tetap adalah pinang, lamtoro, petai,  dan kelapa.    
2)      Persiapan tanam
a.      Pengajiran
Pengajiran bertujuan untuk menentukan letak/titik tanaman kakao dan pohon pelindung dilahan menurut jarak tanam yang direkomendasikan, ajir dibuat dari bambu tinggi 80 – 100 cm, panjang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya, untuk meluruskan ajir digunakan tali sehingga di peroleh jarak tanam yang sama. Jarak tanam yang ideal bagi tanaman kakao adalah jarak yang sesuai dengan perkembangan bagian atas tanaman serta cukup tersedianya ruang bagi perkembangan perakaran di dalam tanah.dengan demikian pilihan jarak tanam erat kaitanya dengan sifat pertumbuhan, sumber bahan tanam, dan kesuburan tanah. Jadi,  jarak tanam yang baik untuk tanaman kakao adalah 3 x 3 meter.
b.      Pembuatan lobang tanam
Lobang tanam perlu disiapkan lebih kurang 2 bulan sebelum pananaman, yaitu 1 bulan lobang tanam dibiarkan terbuka agar sumber penyakit akan mati/hilang, lobang tanam di tutup kembali dengan tanah galian bagian atas diletakan pada bagian bawah dan tanah galian bagian bawah diletakan pada bagian atas. Sebelum lobang ditutup perlu di tambahkan pupuk kandang dengan kedalam lobang tanam tersebut sebanyak 1 ember.
c.       Penanaman bibit
Pada saat kakao bibit kakao ditanam,pohon naungan harus sudah berumur 1tahun .penanaman kakao dengan sistem tumpang sari tidak perlu naungan,musalnya tumpang sari dengan tanam kelapa.bibit dipindahkan kelapangan setelah berumur 6 bulan, kakao lindak berumur 4 – 5 bulan, penanaman dilaksanakan saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna saat pememindahan sebaiknya bibit kakao tidak sedang berdaun muda (flush).
Prosedur penanaman bibit:
1.   Bagian dasar polybag di sayat dan di sisakan selebar 1–2cm.
2.   Kantong plastik kedalam lobang tanam yang digali seukuran volume tanah dalam polybag, lalu dasar polybag yang telah di sayat tadi di lipat agar polybag mudah di tarik ke atas.
3.   Salah satu sisi polybag di sayat dari bawah ke atas, lalu tanah di padatkan dengan tangan.
4.   kantong plastik ditarik keatas  sambil memasukan tanah ke dalam lobang tanam, kemudian tanah dipadatkan dengan kaki di pinggir lobang tanam.
5.   Pada waktu  mamadatkan tanah dengan kaki, hindarkan tanah yang ada di dalam polybag tidak rusak.
6.   Bibit yang sudah di angkut siap di tanam hari ini  juga.
7.   Bibit yang mati atau kerdil segera di sulam/diganti dengan bibit yang baru.
8.   Piringan bibit kakao muda harus bersih harus gulma.
C.  Pemeliharaan Kakao
Kegiatan yang di laksanakan dalam pemeliharaan kakao dapat di bedakan menjadi 2 jenis yaitu pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM). Pada tanaman belum menghasilkan jenis kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      penyulaman
Penyulaman atau penyisipan adalah mengganti tanaman yang muda atau mati dengan tujuan untuk mempertahankan jumlah (populasi) dalam luas lahan. Kriteria tanaman  yang di sulamkan tersebut adalah tanaman yang terserang hama dan penyakit yang berat (sulit pulih kembali), tanaman yang rusak berat dan tanaman yang mati bibit yang di pakai sebagai penyulaman adalah bibit yang baik dan diupayakan bibit yang umurnya sama dengan tanaman yang disulam agar pertumbuhan tanaman sulaman tidak terlalu tertinggal dari tanaman yang telah ada.
2.      Penyiangan
Penyiangan gulma perlu sekali di lakukan pada budidaya kakao, karena hama ini akan memicu perkembangan hama dan penyakit bagi tanaman kakao. Selain itu, gulma juga merupakan persaingan kakao dalam penyerapan hara dan ruang tumbuh di lahan. Oleh karena itu, kegiatan penyiangan merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pemeliharaan tanaman.
Pada tanaman yang masih tergolong TBM, penyiangan gulma perlu dilakukan secara menyeluruh pada permukaan lahan, tetapi cukup dilakukan hanya secara lingkaran sekitar 0,75 – 1 m dari pokok tanaman kakao hal ini dilakukan untuk menghindari permukaan tanah tidak terbuka.
3.      Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara ke dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Pemupukan umumnya dilakukan dengan menambahkan hara (pupuk) ke dalam tanah, tetapi juga dapat di semprotkan langsung ke permukaan daun pemupukan harus dilakukan secara :
1)   Tepat Jenis
Pupuk harus mengandung hara mikro, terutama nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk yang biasa direkomendasikan antara lain, Urea dan Za (hara nitrogen) Sp – 36 (hara fosfor dan sulfur) dan KCl (Kalium). Pupuk majemuk yang mengandung hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang biasa di gunakan misalnya NPK 15 – 15 – 15 dan Phoska. 
2)   Tepat Dosis
Dosis pemupukan berbeda sesuai umur tanaman dan tingkat produktivitas imformasi mengenai dosis pemupukan dapat di peroleh melalui pendamping lapangan (field Facilitator) Askindo atau perkebunan setempat .bahan Organik dapat di berikan dengan dosis 5 – 30 ton/ha, 2 – 4 tahun sekali, tergantung kondisi tanah.
3)   Tepat Cara 
Pupuk diberikan pada daerah penyiangan hara dan air maksimal, yaitu pada radius melingkar 50 – 75 cm dari batang tanam, pada ke dalam 5 – 10 cm. Pupuk di tempatkan secara merata pada alur yang di buat melingkari batang, kemudian di tutup dengan tanah. Pupuk pembawa nitrogen, fosfor dan kalium dapat di campurkan sekaligus pada saat aplikasi (pemberian) pupuk bahan organik (misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang) di berikan dengan cara mencampurnya dengan hingga ke dalaman 5 – 10 cm.


4)   Tepat Waktu
Pupuk harus pada saat tanah cukup lembab, yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Pupuk pembawa fospor (misalnya Sp – 36) di berikan cukup sekali setahun, tetapi pembawa nitrogen (misalnya Urea dan Za) dan pembawa kalium (misalnya Kcl) di berikan dua kali setahun. Bila tersedia sarana irigasi atau pola hujan memungkinkan, pemupukan dapat dilakukan lebih dari dua kali setahun, tetapi nilai dosisnya pertahun tetap  sama.
·      Pemupukan TBM (tanaman belum menghasilkan)
Pupuk yang digunakan adalah Urea, NPK dan pupuk kandang untuk jumlah tanaman 1100 dengan dosis sebagai berikut :
Tabel 1. Tabel Pemupukan
Umur (bulan)
Urea(gram)
NPK (gram)
Pupuk kandang (kg)
2
20
20
1,5
6
20
20
2
10
30
30
2
14
40
40
2,5
Jumlah
110 gram
110 gram
8 kg

Jadi jumlah pupuk yang digunakan selama masa TBM yaitu : pupuk Urea 0,11 kg x 1100 = 121 kg, NPK 0,11 x 1100 = 121 kg dan pupuk kandang 8 kg x 1100 = 8800 kg.
Dosis pemberian pupuk dalam satuan gram / batang dengan cara menebur pupuk secara merata pada larikan yang telah dibuat melingkar dengan jarak 15-50 cm dari batang dan kedalamannya 10 cm.
·         Pemupukan TM (tanaman menghasilkan)
Pemupukan TM dilakukan dengan cara membuat larikan dan waktunya lebih baik pada pagi hari, jenis pupuk yang digunakan Urea dan NPK dengan bnyak tanaman 1100 batang dengan dosis sebagai berikut :
Umur (bulan)
NPK (gram)
Urea (gram)
18
500
500
22
500
500
26
500
500
32
500
500
36
500
500
40
500
500
44
500
500
48
500
500
Jumlah
4000
4000

   Jadi jumlah pupuk yang digunakan untuk TM adalah Urea 4 kg x 1100 batang = 4400 kg, NPK 4kg x 1100 batang = 4400 kg. Cara pemberian pupuk untuk TM dan TBM adalah dengan cara larikan dan disebar.. 
4.      Pemangkasan
Pemangkasan adalah kegiatan memotong/membuang bagian tanaman yang berupa cabang, ranting dan daun yang tidak diinginkan.  Ada berapa cara tujuan dalam pemangkasan antara lain:
v Memperoleh kerangka dasar atau bentuk percabangan tanaman kakao yang baik.
v Pengaturan cabang dan daun produktif dengan baik.
v Memacu tanaman membentuk daun baru yang potensial untuk sumber asimilat.
v menekan resiko terjadi serangan Organisme penggangu tanaman (OPT).
v Meningkat kemampuan tanaman menghasilkan bunga dan buah.
Ada beberapa cara pemangkasan yaitu:
a.      Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan :
1.    Membentuk arsitektur (bentuk dan sebaran) percabangan yang kuat dan sehat.
2.    Menunjang percahayaan yang tepat dan sirkulasi uadara yang cukup.
Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman muda, sisakan tiga cabang primer yang kuat, seimbang, dan tumbuh keatas (sekitar 45 derajat dari cabang utama)
b.      Pemangkasan Produksi
Pemangkasan produksi ini bertujuan
1.      Mempertahan postur tanaman yang pendek (agar memudahkan pemeliharan dan panen).
2.      Merangsang tumbuhnya (flush).
Bagian tanaman yang dipangkas adalah cabang-cabang yang tingginya lebih dari empat meter dan cabang-cabang berdampingan yang saling tumpang tindih. Pemangkasan produksi dilakukan pada Oktober-November dan Maret-April (tergantung pola curah hujan) pada periode tanaman belum berbunga dan berbuah. 
c.       Pemangkasan Pemeliaraan
Pemangkasan ini bertujuan
1.      Mempertahanakan arsiktetur (bentuk dan sebaran) percabangan yang kuat dan sehat.
2.      Menjaga intesitas pencahayaan yang tepat pada lingkungan tanaman.
3.      Menciptakan sirkulasi cahaya yang cukup.
4.      Mengendalika hama dan penyakit.
5.      Mendukung efisien pemafaatan hara tanaman .
6.      Meningkatkan prodoktivitas.
Pemangkasan Pemeliharan dilakukan antara waktu pemangkasan produksi dengan interial 2 – 3 bulan, misalnya Januari-Juni-Agustus. Waktu (bulan) pemangkasan pemeliaharan bisa bergeser, tergantung pola hujan daerah bersangkutan.
5.      Pengendalian Hama dan Penyakit
A.  Hama yang menyerang Tanaman kakao yaitu:
a.    Penggerek buah kakao (Conapomopha cramella)
Hama ini menyerang buah kakao yang telah membentuk biji, atau telah berukuran panjang lebih dari 8 cm. Serangga dewasa (ngengat) berwarna coklat dengan warna putih berpola zig-zag sepanjang sayap depan. Telur PBK berwarna jingga, berbentuk pipih, berukuran 0,5 x 0,2 mm, lama stadium telur 6-9 hari, larva yang baru menetas langsung menggerek buah, memakan kulit buah, daging buah dan saluran biji (plasenta).
Panjang larva 12 mm, dan berwarna putih kotor sampai hijau muda. Lama stadium larva 15 -18 hari, kokon menempel pada permukaan buah, daun, serasah daun, karung atau keranjang yang ada di kebun. Genjala serangan PBK pada kakao adalah buah masak lebih awal, yaitu belang kuning, dan buah digoyang tidak berbunyi seperti halnya buah masak normal, dan buah lebih berat, jika buah kakao di belah biji saling meleket dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang, ukuran biji kecil dan tidak keras.
b.   Penghisap buah (Helopeltis sp)
Hama ini menyerang buah yang muda sampai tua, dan cabang batang atau ranting tanaman yang masih muda (flush). Hama ini dapat dikendalikan dengan pemangkasan, karena hama ini sangat menyukai kondisi kebun yang lembab dan gelap. Cara penggendalian hama ini secara hayati, yaitu dengan menggunakan semut hitam.
Penyakit Helopeltis sp
c.       Penggerek Batang kakao (Zeuzera sp)
Hama ini menyerang batang dan cabang, yaitu menggerek batang dan cabang. Berkas geratan akan keluar dan terlihat kotoran ulat, dan cabang yang terkena serangan memperlihatkan daunnya layu, lalu mongering dan mati.
Cara penggendalian adalah lubang gerekan dibersihkan lalu disumbat dengan kapas yang telah dibasahi dengan insektisida (obat nyamuk cair) dan ulat yang ditemukan dimusnakan.
B. Penyakit yang Menyerang pada tanaman kakao yaitu:
a.    Penyakit Busuk Buah
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophtora palmivora yang dapat menyerang buah muda sampai masak. Penggendalain penyakit ini dilakukan dengan sanitasi kebun, mekanis (memanen, mengumpul dan membakar buah yang terserang) dan kultur teknis pengaturan pohon pelindung dan pemangkasan tanaman kakao merupakan hal penting dilakukan terutama pada musim hujan. Penanaman klon atau toleran merupakan hal yang penting di perhatikan.

`
b.      Penyakit  Antraknose
Penyakit Antraknose disebabkan oleh jamur C.gloesporioides yang menyerang buah, pucuk/daun muda dan ranting muda. Pada daun muda dampak bintik-bintik coklat tidak beraturan dan dapat menyebabkan gugur daun.
Penggendalian penyakit ini dilakukan dengan memangkas cabang dan ranting yang terinfeksi, mengambil buah yang sakit di kumpulkan dan di kuburkan dalam lobang di pinggir lahan atau di bakar.
c.       Penyakit Jamur Upas
Serangan dimulai dengan adanya benang-benang jamur tipis seperti sutera, berbentuk sarang laba-laba pada cabang atau batang. Pada fase ini jamur belum masuk ke dalam jaringan kulit. Pada bagian ujung dari cabang yang sakit, tampak daun-daun layu dan tetapi melekat pada cabang, meskipun sudah kering.
Penggendalian dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu memotong cabang/ranting yang sakit sampai 15 cm pada bagian yang masih sehat. Membersihkan dan menggerak benang-benang jamur pada gejala awal dari cabang yang sakit, kemudian di olesi dengan fungisida. Cara kedua adalah  dengan kultur teknis, yaitu pemangkasan pohon pelindung untuk menggurangi kelembaban kebun. Sehingga sinar matahari dapat masuk keareal pertanaman kakao.
6.    Panen dan Pengolahan hasil Kakao
A.    Panen
Saat panen perlu disiapkan kotak-kotak untuk penumpukan kulit buah. Panen dilakukan terhadap buah yang masak, tetapi jangan terlalu masak (matang pisiologis). Potong tangkai buah dengan menyisishkan 1/3 bagian tangkai buah. Panen yang dilakukan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga, sehingga pembentukan bunga dan jika hal ini dilakukan terus-menerus, maka produksi buah akan menurun.
Buah yang dipetik umur 5 sampai 6 bulan dari berbunga, ditandai dengan perobahan warna (dari hijau menjadi kuning atau oren pada alur buah) buah yang telah dipetik dimasukkan kedalam karung dan dikumpulkan dekat kotak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan kulit buah pada siang hari, pemecahan kulit buah dengan dipukul menggunakan batu hingga pecah.
Cara Panen
-       Perhatikan buah yang matang panen, seperti tanda yang disebut di atas
-       Lakukan pemotong tangkai buah dengan menggunakan gunting atau pisau
-       Jangan melakukan panen dengan memelitir buah
-       Buah yang dipanen tidak buah yang masak saja, tetapi juga dipanen buah yang rusak dipanen binatang (tupai dan tikus) dan buah terserang penyakit.
Tabel 2 : Kriteria Kematangan Buah
Perubahan Warna
Bagian kulit yang mengalami perubahan warna
Kelas Kematangan Buah
Kuning
Pada alur buah
C
Kuning
Pada alur buah dan punggung buah
B
Kuning
Pada seluruh permukaan buah
A
Kuning Tua
Pada seluruh permukaan kulit buah
A

Beberapa faktor penyebab mutu kakao beragam yang dihasilkan adalah minimnya sarana pengolahan, lemahnya pengawasan mutu, serta penerapan tekhnologi tahapan proses pengolahan biji kakao yang tidak berorientasi pada mutu.
Kriteria mutu biji kakao yang meliputi aspek fisik, cita rasa dan kebersihan serta aspek keragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap tahapan proses produksinya, tahapan proses pengolahan dan spesifikasi alat dan mesin yang digunakan menjasmin kepastian mutu harus didefenisikan secara jelas.
Proses pengolahan buah kakao menentukan mutu produk mutu kakao, kriteria dalam ini terjadi pembentukan calaon cita rasa kakao dan pengurangan cita rasa yang tidak dikehendaki, misalnya rasa pahit dan sepat.
B.     Pengolahan hasil
a.       Pemeraman buah
-       Pemeraman buah bertujuan memperoleh keseragaman kematang buah serta memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao.
-       Buah dimasukkan kedalam keranjang rotan atau sejenisnya, disimpan ditempat yang dibersihkan dan beralaskan daun-daunan dan permukaan ditutup dengan daun-daunan.
-       Pemeraman dilakukan ditempat yang teduh, serta lama pemeramannya 5 sampai 7 hari dengan satu kali pengadukkan.
b.      Pemecahan buah
-       Pemecahan atau pembelahan buah kakao dimaksudkan untuk mendapat biji kakao, pemecahan buah kakao dilakukan dengan cara hati-hati, agar tidak melukai atau merusak biji kakao.
-       Pemecahan biji kakao dapat menggunakan pemukul kayu atau memukulkan buah satu dengan buah yang lainnya, harus dihindari kontak langsung biji kakao dengan benda-benda logam, karena dapat menyebabkan warna biji kakao menjadi kelabu.
-       Biji kakao dikeluarkan lalu dimasukkan dalam ember plastic atau wadah lainnya yang bersih, sedang empulur yang melekat pada biji dibuang.
c.       Fermentasi
-       Fermentasi dimaksudkan untuk memudahkan melepas kulit lender dari permukaan kulit biji, dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik, selain itu menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur. Selama penyimpanan dan menghasilkan biji dengan warna yang cerah dan bersih.
-       Wadah dan alat permentasi yang dibutuhkan yaitu :
·         Kotak permentasi terbuat dari papan yang tebal (2,5cm)
·         Keranjang bambo
·         Daun pisang
·         Karung goni
d.      Perendaman dan pencucian biji
Tujuan perendaman dan pencucian adalah untuk menghentikan proses fermentasi dan memperbaiki kenampakan biji, sebelum penyucian dilakukan, perendaman ± 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat dengan kenampakan menarik dan warna coklat cerah.
Penyucian dapat dilakukan secara manual (dengan menggunakan tangan atau menggunakan mesin pencuci). Pencucian yang terlalu bersih, sehingga selaput lendirnya hilang sama sekali, selain menyebabkan kehilangan berat juga membuat kulit biji menjadi rapuh dan mudah terkeluapas. Umumnya biji kakao yang dicuci jenis Edel, sedangkan jenis bulk tergantung pada permintaan pasar.

e.       Pengeringan biji
Tujuan pengeringan biji pada kakao  diantaranya adalah :
1.      Mengurangi kandungan air dalam biji kakao pada kadar air yang aman untuk penyimpanan (dari 55% sampai menjadi 6 atau 7%)
2.      Mengurangi rasa pahit dan sepat pada biji kakao
3.      Membentuk warna biji kakao menjadi warna coklat
Cara-cara pengeringan biji kakao ;
1.      Hindari di atas tanah tanpa alas
2.      Di atas tanah menggunakan alas jemur (plastic atau tikar)
3.      Di atas lantai semen
4.      Di atas para-para (paling baik) karena pengeringan lebih cepat penguapan terjadi dari atas dan bawah.
5.      Tebal hamparan satu sampai dua lapis biji (3 s/d 5 cm)
6.      Dibalik tiap 2 sampai 3 jam.
7.      Lebar jemuran kakao kurang 2 meter, untuk kesempatan pembalikan.
8.      Menyediakan penutup plastic (persiapan hujan)
9.      Tidak mencampur biji dengan biji basah
10.       Penjemuran diakri hingga kadar air 6 s/d 7,5 %
Suhu pengeringan sebaiknya antara 55° sampai 66°C dan waktu yang dibuthkan bila memakai mesin pengerig antara lain 20 sampai 25 jam, sedangkan bila dijemur waktu yang dibutuhakan ± 7 hari.
f.       Sortasi biji
Sortasi biji kakao kering dimaksudkan untuk memisahkan anatar biji yang baik dengan biji yang cacat berupa biji yang pecah, kotoran atau benda asing lainya, seperti batu, kulit dan daun-daunan.
Srtasi dilakukan setelah 1 sampai 2 hari dikeringan agar kadar air seimbang, sehingga biji tidak terlalu rapu dan tidak mudah rusak, srtasi dilakukan dengan menggunkan ayakan dan dapat memisahkan biji kakao dengan kotoran.
g.      Pengegmasan dan penyimpanan biji
-       Biji kakao dikemas dengan baik dalam wadah yang bersih dan kuat
-       Biji kakao tidak disimpan dalam satu tempat dengan produk pertanian lainnya yang berbau keras.
-       Biji kakao jangan disimpan di atas para-para dapur, karena biji kakao dapat berbau asap.
-       Biji kakao disimpan dalam ruangan, dengan kelembaban 75%.
-       Antara lain dan wadah biji kakao diberi jarak ± 8 cm dan jarak dari dinding ± 60 cm, biji kakao dapat disimpan ± 3 bulan.
D.  Kegiatan Tambahan
1.      Pemangkasan Daun Pisang
Bertujuan agar sinar matahari menyinari tanaman kakao dan mengurangi kelembaban
2.      Penebangan Bambu
Untuk pembuatan kerangka rumah kaca pada bibit sambung kakao.

E.  Integrasi dan Partisipasi Masyarakat (IPM)

No
Kegiatan
Tanda Tangan


1
Shalat Berjamaah






2
Bertahziah






3
Main Voli






4
Pengajian








IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Aspek Teknis
1.    Hasil
Adapun beberapa hasil yang kami peroleh ditempat PKU (Praktik Kerja Usaha) yang kami laksanakan , diantaranya adalah :
1)   Pohon  kakao yang banyak dan kurang terawatt
2)   Pemangkasan pohon kakao yang kurag teratur
3)   Banyak buah kakao yang terserang penyakit helopeltis
4)   Pengolahan biji kakao yang masih maual
5)   Produksi kakao yang belum maksimal
2.      Pembahasan
Dari hasil yang kami buat diatas kami pun menemukan cara pembahasannya, diantaranya yaitu :
v Pohon kakao yang banyak dan kurang terawatt
Pembahasannya :
-       Sebaiknya pohon kakao yang banyak tersebut harus lebih diperhatikan sebab percuma saja kita berusaha tanaman kakao luas-luas kalau tidak terawat dan diperhatikan 
-       Melakukan perawatan pada tanaman kakao minimal 2 kali dalam seminggu. Baik perawatan tanaman maupun perawatan lingkungan tanaman.
v Pemangkasan pohon kakao yang kurang teratur
Pembahasannya:
-       Dengan melakukan pemangkasan yang rutin dan teratur. Minimal pemangkasan dilakukan dengan 3 cara, yaitu: pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi,dan pemangkasan pemeliharaan.
v Banyak buah kakao yang terserang oleh penyakit helopeltis
Pembahasannya :
-       Sanitasi lingkingan (membersihkan lingkungan dengan cara teratur dan rutin) dan membuang gulma-gulma atau sampah-sampah yang bisa menimbulkan penyakit pada tanaman kakao.
-       Memanfaatkan musuh alami dengan cara memanfaatkan semut hitam dengan cara menggundang semut hitam tersebut pada tanaman kakao.
-       Penyemprotan dengan insektisida yaitu racun kontak.
v Pengolahan biji kakao yang masih manual
Pembahasannya :
-       Ini disebabkan karena CV. Scorpio Komunikasi ini masih menggunakan alat-alat tradisional dan belum ada listrik yang mengaliri kantor perkebunannya.
-       Supaya dimasa yang akan datang CV. Scorpio Komunikasi ini lebih maju
v Produksi kakao yang belum maksimal
Pembahasannya :
-       Produksi kakao ini sangat dipengaruhi oleh perawatan dan pemupukan serta pemangkasannya. mungkin disaat ini pemupukan belum teratur dan sering terputus. Pemangkasannya juga begitu, karena pemmangkasan yang tidak diperhatikan maka produksinya akan berpengaruh juga dan pemangkasan yang kurang teratur ini disebabkan juga oleh tenaga kerja yang kurang efektif
3.    Syarat tempat budidaya
-       Murah dan mudah dalam pengawasan
-       Dekat dengan sumber air
-       Mudah dimasuki oleh transportasi
-       Sesuai dengan syarat tumbuh tanaman
4.    Syarat bahan tanam
-       Bahan tanam dari bibit yang unggul dan bebas ddari hama dan penyakit, serta jelas asal usul bibitnya.
-       Bahan tanam harus berproduksi tinggi
B.  Aspek Ekonomi
Ekonomi adalah faktor penting dalam melakukan usaha, buah kakao dapat diproduksi apabila buah dipetik berumur 5,5-6 bulan dari berbunga. Biji kakao dapat dipasarkan apabila yang difermentasi seharga Rp 25.000,- / kg dan yang tidak difermentasi seharga Rp. 20.000,- kg.
Untuk memasarkan biji kakao, dipasarkan kepada masyarakat yang membutuhkan biji (pedagang) dan bisa langsung pada pabrik/agen kakao. Pada saat ini biji kakao banyak dipasarkan di luar negeri seperti: belanda, Malaysia, dan London
C.  Aspek Sosial
Usaha budidaya kakao ini dapat dismbut baik oleh masyarakat sekitarnya, karena memberikan skala usaha yang cukup besar, seperti :
-       Meningkatkan kejahteraan petani dan pengelola
-       Pedoman bagi masyarakat dalam pelaksanaan skala usaha yang cukup luas.
-       Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pengganguran
-       Meningkatkan niai guna tanah
D.  Aspek lingkungan hidup
Didalam pelaksanaan Praktik Kerja Usaha ( PKU ) ini, ada beberapa aspek lingkungan hidup yang mengguntungkan bagi masyarakat sekitar, yaitu:
-       Menambah wawasan masyarakat sekitar dalam budidaya tanaman kakao dan usaha pembibitannya
-       Memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar tempat PKU
E.  Masalah
     Didalam kegiatan PKU ini penulis mendapatkan berbagai masalah, diantaranya :
-       Kurangnya perhatian dari pembimbing ekstern, sehingga yang tidak kami ketahui tentang seluk beluk tanaman kakao.
-       Kurangnya perawata pada tanaman kakao yang telah berproduksi, sehingga banyak buah kakao yang terserang penyakit dan hama.
-       Waktu kegiatan PKU yang dipercepat, sehingga kami banyak ketinggalan materi dan banyak yang harus dikerjakan.
F.   Pembahasa Masalah
Dari masalah yang penulis hadapi, penulis menemukan pembahasan masalah,diantaranya yaitu :
-       Seharusnya pembimbing lebih memperhatikan kami dan mengajari kami tentang tanaman kakao ini, sehingga kami lebih tau dan paham.
-       Seharusnya dilakukan pemangkasan 2 × dalam sebulan
-       Seharusnya kami ini PKU sebelum naik kelas/pada semester V sehingga kami tidak tergesa-gesa untuk menghadapi ujian pra UN ini.











V.  ANALISA USAHA



A. Input
1. Sewa Tanah
Sewa tanah untuk luas lahan 20 adalah Rp. 5000.0000/tahun, lama usaha yang dilakukan 6 bulan, biaya sewa tanah selama 6 bulan adalah :
  x 5000.000 x  = 5000,-
2. Biaya Saprodi
No
Nama Bahan
Banyak yang dibutuhkan
Harga satuan
(Rp)
Jumlah


1
Biji
3500
Biji
500
1.750.000

2
Pupuk Kandang
2
Karung
5.000
10.000

3
Polybag
12
Kg
18.000
216.000

4
Dithane
1
Bungkus
40.000
40.000

5
Tanah Humus
2
Pickup
250.000
500.000

6
Pupuk NPK
73.5
Kg
5.500
404.250

Total
2.920.250


3. Biaya Alat
No
Nama Alat
Vol
NB (Rp)
NS
JUE
NP (Rp)
BM (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Cangkul
1
60.000
0
3
10.000
1800
11.800
2
Gerobak
1
350.000
0
2
87.500
10.500
98.000
3
Gembor
1
15.000
0
3
2.500
450
2.950
Total
112.750

Rumus
Suku bunga bank 12 %
Keterangan :
NP         : Nilai Penyusutan
NB         : Nilai Baru
NS         : Nilai Sisa
JUE        : Jangka Usia Ekonomis
BM        : Bunga Modal
4. Biaya Tenaga Kerja
No
Kegiatan
Vol
Hok (8 jam)
Upah (Rp)
Jumlah (Rp)






1
Pembersihan Lahan +
1
4
25.000
100.000

Persiapan media tanam




2
Pengisian Polybag +
2
5
25.000
250.000
3
Pemeliharaan





 - Penyiraman
1
1
25.000
25.000

 - Penyiangan
1
2 '/2
25.000
62.500

 - Pemupukan
1
3
25.000
75.000

 - Pembasmian Hama
1
1
25.000
25.000
Jumlah
537.500

5. Bunga Modal
M1    =
- Biji / benih

Rp.
1.750.000

- Pupuk kandang
Rp.
10.000


- Polybag

Rp.
216.000


- Dithane

Rp.
40.000


- Tanah Humus
Rp.
500.000


- Pupuk NPK
Rp.
404.250




Rp.
2.920.250








M2    =
- M1

Rp.
2.920.250

- Penyiangan
Rp.
25.000

- Penyiraman
Rp.
62.500

- Pemupukan
Rp.
75.000

-Pembasmian Hama
Rp.
25.000



Rp.
3.107.750








=Rp. 180.840,-
6. Biaya Tetap
Sewa tanah
Rp.
5.000
Biaya Alat
Rp.
112.750
Biaya Tenaga Kerja
Rp.
537.500


655.250
7. Biaya Variable
Saprodi
Rp.
2.920.250
Bunga Modal
Rp.
180.840


3.101.090

8. Total Input
Biaya Tetap
Rp.
655250
Biaya Variable
Rp.
3.101.090


3.756.340



9. Modal Perbatang
Harga penjualan Bibit Unggul perbatang Rp. 3000,-
Jadi untungnya : Rp. 3000 – Rp. 1073 = Rp. 1927,-
B. Output
Bibit yang terjual adalah 90% dari 3500 bibit
Jadi total output = hasil x harga / batang
                             = 3150 x 3000 = Rp. 9.450.000,-
C. Pendapatan Pengelola (PP)
Output – Input = Rp. 9.450.000 – Rp. 3.756.340
= Rp. 5.693.660
D. Kelayakan Usaha
B / C  Ratio
Artinya : Setiap Penanaman modal Rp. 1, maka akan mendapatkan keuntungan   Rp. 2,5 berarti usaha ini layak untuk diusahakan
E. BEP (Break Event Paint)
Artinya :Pada saat penjualan sebesar Rp.  maka usaha ini tidak mengalami keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian












II.  Analisa Budidaya

A. Input
1. Sewa Tanah
   Sewa tanah untuk luas lahan / ha adalah  Rp. 5000.000 lama usaha 4 tahun
= Rp. 20.000.000,-
2. Biaya Saprodi
No
Nama Barang
Volume
Harga Satuan
Jumlah CRP
1
Bibit
1100
Batang
3000
3.300.000
2
Pupuk Kandang
352
Karung
5000
1.760.000
3
Pupuk Urea
4521kg/ 1100batang
5000
22.605.000
4
Pupuk NPK
4521kg/ 1100batang
5500
24.865.500
Total
52.530.500

3. Biaya Alat
No
Nama Alat
Vol
NB (Rp)
NS
JUE
NP (Rp)
BM (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Gerobak
2
350.000
0
3
93.333
84.000
1017.333
2
Gunting Stek
3
50.000
0
2
300.000
12.000
312.000
3
Parang
2
50.000
0
2
200.000
12.000
212.000
4
Handsprayer
2
250.000
0
2
1.000.000
60.000
1.060.000
5
Ember
3
60.000
0
2
360.000
14.400
374.400
6
Pisau Galah
3
20.000
0
2
120.000
4.800
124.800
7
Sapu Lidi
3
4.000
0
1
48.000
960
48.960
8
Cangkul
3
60.000
0
2
360.000
14.400
374.400
9
Mesin Potong Rumput
1
2.000.000
0
2
4.000.000
480.000
4.480.000
10
Pisau Akulasi
5
65.000
0
3
433.333
15.600
448.933
Total
8.452.826

Rumus :
Suku bunga bank 12 %
Keterangan :
NP         : Nilai Penyusutan
NB         : Nilai Baru
NS         : Nilai Sisa
JUE        : Jangka Usia Ekonomis
BM        : Bunga Modal
4. Biaya Tenaga Kerja
Ø  Tenaga Kerja Tetap
Tenaga kerja tetap 1 orang dengan upah Rp. 1.000.000 / bulan, maka biaya tenaga kerja selama 4 tahun adalah :
Rp. 12.000.000 x 4 tahun
= Rp. 48.000.000
Ø  Tenaga Kerja tidak Tetap
No
Kegiatan
Hok
Tenaga Kerja
Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Penyiangan
4
40
25.000
4.000.000
2
Pemupukan
4
40
25.000
4.000.000
3
Penyemprotan Hama dan Penyakit
2
20
25.000
1.000.000
4
Panen
3
40
25.000
3.000.000
5
Pemecahan Buah + Sortasi
4
32
25.000
3.200.000
6
Fermentasi
4
20
25.000
2.000.000
Total
17.200.000

5. Bunga Modal
M1    =
- Bibit
Rp.
3.300.000


- Pupuk kandang
Rp.
1.760.000


- Pupuk Urea
Rp.
22.605.000


- Pupuk NPK

Rp.
24.865.500


- T.K tidak tetap
Rp.
17.200.000




Rp.
69.730.500







M2    =
- M1

Rp.
69.730.500

- Penyiangan

Rp.
4.000.000

- Pemupukan

Rp.
4.000.000

- Penyemprotan Hama dan penyakit

Rp.
1.000.000

- Panen

Rp.
3.000.000

- Pemecahan Buah + sortasi

Rp.
3.200.000

- Fermentasi

Rp.
2.000.000

- Tenaga Kerja Tetap

Rp.
48.000.000



Rp.
134.930.500








= Rp. 49.118.640

6. Biaya Tetap
- sewa tanah

Rp.
20.000.000
- biaya alat

Rp.
8452.826
- biaya tenaga kerja tetap

Rp.
48.000.000


Rp.
76.452.826

7. Biaya Variabel
- Saprodi
Rp.
52.530.500
- Bunga Modal
Rp.
49.118.640
- Biaya Tenaga Kerja tidak tetap
Rp.
17.200.000

Rp.
118.849.140

8. Total Input
- Biaya Tetap

Rp.
76.452.826
- Biaya Variabel

Rp.
118.849.140


Rp.
195.301.966
B. Output
No
Hasil Produksi
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
1
4000
21.000
Kg
84.000.000
2
4000
21.000
Kg
84.000.000
3
4000
21.000
Kg
84.000.000
4
4000
21.000
Kg
84.000.000
Jumlah
336.000.000

Jadi hasil penjualan / pendapatan selama 4 tahun adalah Rp. 336.000.000
C. Pendapatan Pengelola (PP)
            Output – Input
            = Rp. 336.000.000 - Rp. 195.301.966
            = Rp. 140.698.304
D. Kelayakan Usaha
B / C  Ratio
Artinya :
Setiap penanaman modal sebesar Rp. 1, maka akan mendapatkan keuntungan Rp. 1,72. Berarti usaha budidaya kakao ini layak untuk diusahakan
E. BEP (Break Event Paint)
,-
Artinya       :
Pada saat penjualan sebesar  Rp. 117.619.732,- maka usaha ini tidak mengalami untuk dan tidak pula mengalami kerugian








VI.             KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan                                                                                                                                                                                                                                          
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari kegiatan PKU ini adalah :
1.   Penulis dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam usaha pembibitan kakao.
2.   Meningkatkan minat dan kesadaran untuk menambah wawasan tentang pembibitan kakao.
3.   Dalam praktik kerja usaha ( PKU ) penulis dapat melatih sikap disiplin dan tanggung jawab dalam usaha pembibitan kakao.
B.  Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari kegiatan PKU ini adalah :
1.   Untuk melakukan PKU yang akan datang harus ada rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dari peserta
2.   Sebaiknya usaha pembibitan tanaman kakao untuk pengendalian hama dan penyakit dilakukan sedini mungkin.