Januarmalinbandaro
Selasa, 28 April 2015
Tekhnoligi
Tekhnologi diciptakan untuk mempermudah manusia melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan tekhnologi pekerjaan yang dulunya membutuhkan waktu yang lama dan tenaga besar, sekarang bisa dilakukan dengan tenaga kecil dan waktu yang singkat.
Kamis, 18 Desember 2014
Cerita Negeri Ku
Cerita Negeri Ku
Januar Malin Bandaro
Masa silam ceritanya
Sawah terhampar diberbagai pelosok
Gunung menghijau dengan berbagai pepohonan
Lautan luas harta tersimpan
Aneka warna menghiasi negeri ku
Menghidupi penghuni negeri ku
Itu ceritanya
Budaya melekat
dalam penghuni negeri ku
Silaturrahmi
penghubung antar penghununi negeri ku
Agama
Adat
Petunjuk jalan
penghuni negeri ku
Kian hari ceritanya
Gunung ditandusi menebang pohon kehidupan negeriku
Sawah wadah hidup penghuni negeriku
Laut dicemari
Budaya mulai memupus
Warna negeri ku mulai pudar
Pupus dimakan rayap-rayap negeri ku
Mereka tidak punya pegangan
Barikut ceritanya
Agama dan adat
mulai ditinggalkan
Berjalan dilautan
tanpa damar dalam kegelapan
Hati dihiasi oleh
keberingasan
Merampas elok alam
negeri ku
Lanjutan ceritanya
Ini hari
Alam negeriku telah tinggal kenangan
Pepohonan tinggal menghitung jari
Hewan penghuni banyak menjadi langka
Mereka dirampas manusia-manusia beringas
Yang tidak sadar akan kehidupan hari esok
Kembalikan alam negeriku
Kembalikan
Kembalikan
Begitulah ceritanya
Sabtu, 11 Oktober 2014
Penyerbukan
Alat perkembangiakan tumbuhan adalah benang sari dan putik. Benang
sari merupakan alat kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin betina.
Benang sari terdiri dari tangkai sari dan kepala sari. Pada kepala sari yang
cukup tua terdapat kotak sari yang berisi serbuk sari. Di dalam setiap serbuk
sari terdapat sel kelamin jantan atau spermatozoid.
Putik terdiri kepala putik, tangkai putik,dan bakal buah. Di dalam bakal buah
terdapat satu atau lebih bakal biji. Di dalam setiap bakal biji terdapat kantung
lembaga yang mengandung beberapa inti. Salah satu inti itu merupakan sel
kelamin betina atau sel telur (ovum).
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan diawali dengan penyerbukan,
yaitu melekatnya atau jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Setelah terjadi
penyerbukan, pada serbuk sari tumbuh buluh serbuk sari yang menuju ruang
bakal biji. Kemudian sel kelamin jantan atau spermatozoid masuk ke ruang bakal
biji melalui buluh serbuk sari. Di dalam ruang bakal biji terjadi pembuahan, yaitu
peleburan sel kelamin atau spermatozoid dengan sel kelamin betina atau sel
telur. Hasil dari pembuahan adalah zigot. Zigot berkembang menjadi lembaga,
bakal biji berkembang menjadi biji dan bakal buah berkembang menjadi daging
buah. Lembaga yang berada di dalam biji merupakan calon tumbuhan baru.
Tumbuhan akan tumbuh jika biji itu ditanam atau berada pada lingkungan yang
cocok.
sari merupakan alat kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin betina.
Benang sari terdiri dari tangkai sari dan kepala sari. Pada kepala sari yang
cukup tua terdapat kotak sari yang berisi serbuk sari. Di dalam setiap serbuk
sari terdapat sel kelamin jantan atau spermatozoid.
Putik terdiri kepala putik, tangkai putik,dan bakal buah. Di dalam bakal buah
terdapat satu atau lebih bakal biji. Di dalam setiap bakal biji terdapat kantung
lembaga yang mengandung beberapa inti. Salah satu inti itu merupakan sel
kelamin betina atau sel telur (ovum).
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan diawali dengan penyerbukan,
yaitu melekatnya atau jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Setelah terjadi
penyerbukan, pada serbuk sari tumbuh buluh serbuk sari yang menuju ruang
bakal biji. Kemudian sel kelamin jantan atau spermatozoid masuk ke ruang bakal
biji melalui buluh serbuk sari. Di dalam ruang bakal biji terjadi pembuahan, yaitu
peleburan sel kelamin atau spermatozoid dengan sel kelamin betina atau sel
telur. Hasil dari pembuahan adalah zigot. Zigot berkembang menjadi lembaga,
bakal biji berkembang menjadi biji dan bakal buah berkembang menjadi daging
buah. Lembaga yang berada di dalam biji merupakan calon tumbuhan baru.
Tumbuhan akan tumbuh jika biji itu ditanam atau berada pada lingkungan yang
cocok.
Kenampakan Alam Indonesia
+ Kenampakan alam di Indonesia dapat dengan mudah kamu lihat. Hutan,
sungai, pegunungan, dan sawah mewarnai kenampakan alamnya. Di Indonesia
terdapat beberapa gunung yang masih aktif. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung
Merapi, Gunung Kelud, Gunung Gamalama, dan Gunung Papandayan. Gunung
berapi mengeluarkan asap yang mengepul. Gunung api aktif bisa meletus sewaktu-
waktu. Selain menimbulkan korban dan kerusakan, letusannya bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
Dahulu kenampakan hutan Indonesia seperti hamparan karpet. Kenampakan
ini akan tampak jika dilihat dari udara. Akan tetapi, kondisi hutan Indonesia saat
ini sangat memprihatinkan. Kegiatan illegal logging telah merusak hutan Indonesia.
Pengalihfungsian hutan menjadi lahan perkebunan juga menyebabkan lahan hutan
berkurang. Jika hal ini dibiarkan, Indonesia semakin kehilangan hutan-hutannya.
Dampak buruknya bisa merusak ekosistem.
sungai, pegunungan, dan sawah mewarnai kenampakan alamnya. Di Indonesia
terdapat beberapa gunung yang masih aktif. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung
Merapi, Gunung Kelud, Gunung Gamalama, dan Gunung Papandayan. Gunung
berapi mengeluarkan asap yang mengepul. Gunung api aktif bisa meletus sewaktu-
waktu. Selain menimbulkan korban dan kerusakan, letusannya bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
Dahulu kenampakan hutan Indonesia seperti hamparan karpet. Kenampakan
ini akan tampak jika dilihat dari udara. Akan tetapi, kondisi hutan Indonesia saat
ini sangat memprihatinkan. Kegiatan illegal logging telah merusak hutan Indonesia.
Pengalihfungsian hutan menjadi lahan perkebunan juga menyebabkan lahan hutan
berkurang. Jika hal ini dibiarkan, Indonesia semakin kehilangan hutan-hutannya.
Dampak buruknya bisa merusak ekosistem.
Sabtu, 13 September 2014
KEWIRAUSAHAAN
KEWIRAUSAHAAN
A. Pengertian Kewirausahaan
Secara harfiah
Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ke dan
akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait
dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan
bisnis yang komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula
diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan
bisnis.
Dalam bahasa Inggris
wirausaha adalah enterpenuer, istilah
ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom
Prancis. Menurutnya, entrepreneur
adalah “agent who buys means of
production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis
lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur
sebagai pemimpin.
Harvey
Leibenstein (1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann
yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya. Sedangkan Penrose (1963) mengungkapkan “kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan”.
Frank Knight (1921) menjelaskan
“wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar”. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan
dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan.
B. Tujuan Kewirausahaan
Seorang
sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara
ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosetase keseluruhan penduduk
di negara tersebut menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri sampai saat ini
menurut sebuah riset jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%,
kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negeara tetangga yaitu
Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%, China
10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan negara adidaya Amerika Serikat yang
hampir 13% penduduknya menjadi wirausahawan.
Dengan ditumbuh kembangkanya pengetahuan seputar
kewirausahaan, akan membangkitkan semangat masyarakat Indonesia khusunya
generasi muda, untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak
hanya menjadi pencari kerja. Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa
bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah percaturan perekonomian dunia,
maka akan banyak rakyat yang termotivasi untuk meningktakan kualitas dirinya
dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing
tinggi.
Dengan semakin banyak penduduk menjadi wirausaha, maka
ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada sistem ekonomi
kapitalis, dalam hal ini pemerintah harus proaktif menyediakan modal bagi para
pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga yang kompetitif, dan tidak
menghancurkan pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan usaha mereka akan
disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar,
dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah sehingga mampu menembus pangsa
pasar global, yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan akan menambah
devisa negara secara signifakan, maka dengan hal tersebut sangatlah jelas,
bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting untuk menaikkan harkat
martabat suatu bangsa dikancah internasional.
Selanjutnya
ditinjau dari segi GNP (Gross National Product), apabila semakin banyak
uang yang dihasilkan oleh penduduk Indonesia, karena berwirausaha maka uang yang
dihasilkan berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang nominalnya
relatif tetap. Akan meningkatkan GNP yaitu keseluruhan barang dan jasa yang
diproduksi warga negara penduduk tersebut dimanapun berada (di dalam dan luar
negeri), dengan meningkatkan GNP ini akan semakin memperkuat ekonomi nasional
secara makro, dan mempercepat roda pembangunan nasional, karena ketersediaan
anggaran semakin meningkat.
Dari
beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan secara umum
meningkatkan harkat dan martabat pribadi wirausahawan serta bangsa dan negara,
dengan pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin banyak warga negara
Indonesia yang terjun dalam dunia usaha, namun perlu diperhatikan dalam
berusaha harus mengedepankan kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat
bermanfa’at bagi masyarakat luas.
C. Teori
Kewirausahaan
Seiring berjalanya
waktu, maka lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Neo Klasik
Teori
ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen
(individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan
sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari
variabel keputusan. Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk
menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat
tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum
begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal untuk
melahirkan teori-teori berikutnya.
2. Kirzerian Entrepreneur
Dalam
teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya,
kesungguhanya, mandiri, dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha
tergantung pada upaya dan keuletan sang pengusaha.
Dari
berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang dipandang dari sudut
pandang mereka masing-masing, Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha
disebabkan karena adanya peluang, dan ketidakpastian masa depan yang akan
melahirkan peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian
mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan berbagai
macam inovasi. Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan
nilai-nilai sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada kemampuanya
menanggapi peluang usaha dan mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis cina dan
padang dikenal sebagai orang yang ulet berusaha, maka fakta dilapangan
menunjukkan, bahwa banyak sekali orang cina dan padang yang meraih kesuksesan
dalam berwirausaha.
Selanjutnya
teori psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan pada motif individu
yang melatarbelakangi dirinya untuk berwirausaha, apabila sejak kecil
ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar kemungkinan seorang individu
lebih berani dalam menanggapi peluang usaha yang diperolehnya.
Wirausaha
adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan
adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Kewirausahaan
merupakan sikap mental dan
jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja
dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya
atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak
puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu ke waktu, hari demi hari,
minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan
kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan
berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah
orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan
tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada
hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam
emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya,
keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara
kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik
untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok
lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya.
Konsep
wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang
yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa
yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku
baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru
atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha
adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi
untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah
meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan
peluang dengan menciptakan suatu organisasi.
Adapun
kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam
berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create
new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya
kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari
beberapa konsep yang ada hakekat kewirausahaan sebagai berikut
(Suryana,2003:13), yaitu : 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan
dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer.1996). 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venturegrowth) (Soeharto Prawiro, 1997). 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer.1996). 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venturegrowth) (Soeharto Prawiro, 1997). 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan
keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create
new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan
perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan
keberanian untuk menghadapi risiko.
Dari
segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur)
adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan
perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan
kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap
orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan
mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua
unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal
tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha
yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa
organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif”. (Pekerti, 1997)
Sejalan
dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan: “Kewirausahaan
adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang
positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha
mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan
dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang
lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi
serta kemampuan manajemen.”
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
1. Motif Berprestasi Tinggi
Para
ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya
motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda
(dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan
secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti
yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi
oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu
kebutuhan fisik (physiological needs),
kebutuhan akan keamanan (security needs),
kebutuhan harga diri (esteem needs),
dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation
needs). Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu:
Kebutuhan
berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang
memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Suryana, 2003 : 33-34) 1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan
persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya. 2. Selalu memerlukan umpan balik
yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan. 3. Memiliki tanggung
jawab personal yang tinggi. 4. Berani menghadapi resiko dengan penuh
perhitungan. 5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika
tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan,
tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan
pencapaian keberhasilan sangat rendah.
Motivasi
berasal dari bahasa latin “movere”
yang berarti to move atau
menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi merupakan
dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi berkaitan erat
dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan.
Motif menghasilkan mobilisasi energi dan menguatkan perilaku seseorang. Secara
umum motif sama dengan drive.
Beck
(1990:19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan “drive” sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme
untuk membawa dan mengarahkan perilaku seseorang. Sejalan dengan itu,
berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991:452) ada dua lokus penyebab
seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinsik mencakup (1)
kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan.
Lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik
(keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain. Motivasi berprestasi
mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu ketakutan akan
kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan akan
keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75).
Namun,
Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi
berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan. Uraian di
atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi
berprestasi, yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan
atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi
yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di
atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya
dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya
mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
2. Selalu Perspektif
Seorang
wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih
optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan
peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah
orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki
pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya (Suryana, 2003:23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.
Walaupun
dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap
tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan
yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya
yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu
peluang.
3. Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut
Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan
berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru, oleh
karena itu enurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang
baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana
(2003:24) dengan judul buku “Entrepreneurship
And The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas
sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu
yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu
dari yang asalnya tidak ada. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan
dan memperkaya kehidupan. Dari definisi diatas, kreativitas mengandung
pengertian, yaitu :
1. Kreativitas adalah menciptakan
sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini
untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
3. menggantikan sesuatu dengan
sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Menurut
Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often
arise when entrepreuneurs look at something old and think something new or
different”. Ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat
sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu
kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing).
Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa
terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan
meraih peluang yang dihadapi tiap hari (applying
creativity and inovation to solve the problems and to exploit opportunities
that people face every
day). Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah.
Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu
melahirkan inovasi. Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif
dalam kewirausahaan, yaitu:
Tahap 1: Persiapan (Preparation)
Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)
Tahap 3: Transformasi (Transpormation)
Tahap 4: Penetasan (Incubation)
Tahap 5: Penerangan (Illumination)
Tahap 6: Pengujian (Verification)
Tahap 7: Implementasi (Implementation)
4. Memiliki Perilaku Inovatif
Tinggi
Menjadi
wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan
banyak orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut Poppy
King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18
tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun,
yakni: pertama, obstacle (hambatan);
kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil
bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu
adalah untuk semua orang.
Setiap
orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk
meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam
“intuisi” yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. “Intuisi”
ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi
kreatif. Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang,
antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya
untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa
depan.
Dalam
buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka:
1. digerakkan oleh ide dan impian,
2. lebih mengandalkan kreativitas,
3. menunjukkan keberanian,
4. percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
5. melihat masalah sebagai peluang,
6. memilih usaha sesuai hobi dan minat,
7. mulai dengan modal seadanya,
8. senang mencoba hal baru,
9. selalu bangkit dari kegagalan, dan
10. tak mengandalkan gelar akademis.
Sepuluh
kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan orang-orang yang luar
biasa.
5. Selalu Komitmen dalam
Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad
yang bulat di dalam mencurahkan semua perhatianya pada saha yang akan digelutinya, didalam
menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad
yang mengebu-gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya, ia tidak
setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan
tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang
sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat
apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya.
6. Mandiri atau Tidak
Ketergantuangan
Sesuai
dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu
yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus
mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya
terutama didalam menciptakan peluang usaha di dalam dirinya, dia dapat mandiri
menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain,
seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan
teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk
dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen.
7. Berani Menghadapi Risiko
Wirausaha
dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan
perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya
karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko
yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat,
mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh
hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan
balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15).
Kemauan
dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai
atau berinisiatif.
Menurut
Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21, “seorang wirausaha yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan
dengan cara yang baik”. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi
nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan
realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan
tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang
rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi
karena ingin berhasil.
8. Selalu Mencari Peluang
Esensi
kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat, cara yang etis dan
produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan
tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang
pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan
pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang
wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol.
Debgan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan
barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera
berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda
sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran.
Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu,
perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber
pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari
peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan
peluang.
Wirausaha
yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan,
seorang pemimpin harus memiliki taktik mediator dan negotiator daripada
diktaktor. Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu
sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu:
Wirausaha andal, Wirausaha tangguh, Wirausaha unggul. Wirausaha yang perilaku
dan kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya
menjadi output dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya,
wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasi serta
mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.
10. Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah
satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan
untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus
memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan
usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun
kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan
kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu
semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang
diperoleh.
11. Memiliki Kerampilan Personal
Wirausahawan
andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut: Pertama Percaya diri dan mandiri yang
tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang
dilaksanakannya. Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap
peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut. Ketiga,
mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang
lebih tepat dan effisien. Keempat, mau
dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak,
terutama kepada pembeli. Kelima, menghadapi
hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin. Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan
perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.
Ketujuh, mau
dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan
memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/
managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko
yang moderat.
Faktor-faktor
Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha Menurut Zimmerer (dalam Suryana,
2003:44-45) adalah:
1. Tidak kompeten dalam
manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang
berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik
dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan
keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama
dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat
operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
6. kurangnya pengawasan
peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang
pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang
sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha
akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap
setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan
perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
Sumber
:
KEWIRAUSAHAAN
A. Pengertian Kewirausahaan
Secara harfiah
Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ke dan
akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait
dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan
bisnis yang komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula
diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan
bisnis.
Dalam bahasa Inggris
wirausaha adalah enterpenuer, istilah
ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom
Prancis. Menurutnya, entrepreneur
adalah “agent who buys means of
production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis
lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur
sebagai pemimpin.
Harvey
Leibenstein (1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann
yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya. Sedangkan Penrose (1963) mengungkapkan “kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan”.
Frank Knight (1921) menjelaskan
“wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar”. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan
dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan.
B. Tujuan Kewirausahaan
Seorang
sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara
ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosetase keseluruhan penduduk
di negara tersebut menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri sampai saat ini
menurut sebuah riset jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%,
kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negeara tetangga yaitu
Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%, China
10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan negara adidaya Amerika Serikat yang
hampir 13% penduduknya menjadi wirausahawan.
Dengan ditumbuh kembangkanya pengetahuan seputar
kewirausahaan, akan membangkitkan semangat masyarakat Indonesia khusunya
generasi muda, untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak
hanya menjadi pencari kerja. Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa
bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah percaturan perekonomian dunia,
maka akan banyak rakyat yang termotivasi untuk meningktakan kualitas dirinya
dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing
tinggi.
Dengan semakin banyak penduduk menjadi wirausaha, maka
ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada sistem ekonomi
kapitalis, dalam hal ini pemerintah harus proaktif menyediakan modal bagi para
pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga yang kompetitif, dan tidak
menghancurkan pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan usaha mereka akan
disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar,
dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah sehingga mampu menembus pangsa
pasar global, yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan akan menambah
devisa negara secara signifakan, maka dengan hal tersebut sangatlah jelas,
bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting untuk menaikkan harkat
martabat suatu bangsa dikancah internasional.
Selanjutnya
ditinjau dari segi GNP (Gross National Product), apabila semakin banyak
uang yang dihasilkan oleh penduduk Indonesia, karena berwirausaha maka uang yang
dihasilkan berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang nominalnya
relatif tetap. Akan meningkatkan GNP yaitu keseluruhan barang dan jasa yang
diproduksi warga negara penduduk tersebut dimanapun berada (di dalam dan luar
negeri), dengan meningkatkan GNP ini akan semakin memperkuat ekonomi nasional
secara makro, dan mempercepat roda pembangunan nasional, karena ketersediaan
anggaran semakin meningkat.
Dari
beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan secara umum
meningkatkan harkat dan martabat pribadi wirausahawan serta bangsa dan negara,
dengan pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin banyak warga negara
Indonesia yang terjun dalam dunia usaha, namun perlu diperhatikan dalam
berusaha harus mengedepankan kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat
bermanfa’at bagi masyarakat luas.
C. Teori
Kewirausahaan
Seiring berjalanya
waktu, maka lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Neo Klasik
Teori
ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen
(individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan
sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari
variabel keputusan. Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk
menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat
tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum
begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal untuk
melahirkan teori-teori berikutnya.
2. Kirzerian Entrepreneur
Dalam
teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya,
kesungguhanya, mandiri, dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha
tergantung pada upaya dan keuletan sang pengusaha.
Dari
berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang dipandang dari sudut
pandang mereka masing-masing, Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha
disebabkan karena adanya peluang, dan ketidakpastian masa depan yang akan
melahirkan peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian
mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan berbagai
macam inovasi. Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan
nilai-nilai sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada kemampuanya
menanggapi peluang usaha dan mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis cina dan
padang dikenal sebagai orang yang ulet berusaha, maka fakta dilapangan
menunjukkan, bahwa banyak sekali orang cina dan padang yang meraih kesuksesan
dalam berwirausaha.
Selanjutnya
teori psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan pada motif individu
yang melatarbelakangi dirinya untuk berwirausaha, apabila sejak kecil
ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar kemungkinan seorang individu
lebih berani dalam menanggapi peluang usaha yang diperolehnya.
Wirausaha
adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan
adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Kewirausahaan
merupakan sikap mental dan
jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja
dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya
atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak
puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu ke waktu, hari demi hari,
minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan
kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan
berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah
orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan
tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada
hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam
emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya,
keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara
kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik
untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok
lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya.
Konsep
wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang
yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa
yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku
baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru
atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha
adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi
untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah
meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan
peluang dengan menciptakan suatu organisasi.
Adapun
kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam
berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create
new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya
kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari
beberapa konsep yang ada hakekat kewirausahaan sebagai berikut
(Suryana,2003:13), yaitu : 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan
dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer.1996). 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venturegrowth) (Soeharto Prawiro, 1997). 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer.1996). 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venturegrowth) (Soeharto Prawiro, 1997). 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan
keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create
new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan
perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan
keberanian untuk menghadapi risiko.
Dari
segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur)
adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan
perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan
kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap
orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan
mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua
unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal
tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha
yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa
organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif”. (Pekerti, 1997)
Sejalan
dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan: “Kewirausahaan
adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang
positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha
mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan
dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang
lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi
serta kemampuan manajemen.”
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
1. Motif Berprestasi Tinggi
Para
ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya
motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda
(dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan
secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti
yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi
oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu
kebutuhan fisik (physiological needs),
kebutuhan akan keamanan (security needs),
kebutuhan harga diri (esteem needs),
dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation
needs). Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu:
Kebutuhan
berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang
memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Suryana, 2003 : 33-34) 1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan
persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya. 2. Selalu memerlukan umpan balik
yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan. 3. Memiliki tanggung
jawab personal yang tinggi. 4. Berani menghadapi resiko dengan penuh
perhitungan. 5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika
tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan,
tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan
pencapaian keberhasilan sangat rendah.
Motivasi
berasal dari bahasa latin “movere”
yang berarti to move atau
menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi merupakan
dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi berkaitan erat
dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan.
Motif menghasilkan mobilisasi energi dan menguatkan perilaku seseorang. Secara
umum motif sama dengan drive.
Beck
(1990:19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan “drive” sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme
untuk membawa dan mengarahkan perilaku seseorang. Sejalan dengan itu,
berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991:452) ada dua lokus penyebab
seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinsik mencakup (1)
kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan.
Lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik
(keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain. Motivasi berprestasi
mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu ketakutan akan
kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan akan
keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75).
Namun,
Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi
berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan. Uraian di
atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi
berprestasi, yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan
atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi
yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di
atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya
dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya
mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
2. Selalu Perspektif
Seorang
wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih
optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan
peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah
orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki
pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya (Suryana, 2003:23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.
Walaupun
dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap
tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan
yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya
yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu
peluang.
3. Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut
Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan
berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru, oleh
karena itu enurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang
baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana
(2003:24) dengan judul buku “Entrepreneurship
And The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas
sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu
yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu
dari yang asalnya tidak ada. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan
dan memperkaya kehidupan. Dari definisi diatas, kreativitas mengandung
pengertian, yaitu :
1. Kreativitas adalah menciptakan
sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini
untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
3. menggantikan sesuatu dengan
sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Menurut
Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often
arise when entrepreuneurs look at something old and think something new or
different”. Ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat
sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu
kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing).
Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa
terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan
meraih peluang yang dihadapi tiap hari (applying
creativity and inovation to solve the problems and to exploit opportunities
that people face every
day). Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah.
Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu
melahirkan inovasi. Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif
dalam kewirausahaan, yaitu:
Tahap 1: Persiapan (Preparation)
Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)
Tahap 3: Transformasi (Transpormation)
Tahap 4: Penetasan (Incubation)
Tahap 5: Penerangan (Illumination)
Tahap 6: Pengujian (Verification)
Tahap 7: Implementasi (Implementation)
4. Memiliki Perilaku Inovatif
Tinggi
Menjadi
wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan
banyak orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut Poppy
King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18
tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun,
yakni: pertama, obstacle (hambatan);
kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil
bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu
adalah untuk semua orang.
Setiap
orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk
meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam
“intuisi” yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. “Intuisi”
ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi
kreatif. Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang,
antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya
untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa
depan.
Dalam
buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka:
1. digerakkan oleh ide dan impian,
2. lebih mengandalkan kreativitas,
3. menunjukkan keberanian,
4. percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
5. melihat masalah sebagai peluang,
6. memilih usaha sesuai hobi dan minat,
7. mulai dengan modal seadanya,
8. senang mencoba hal baru,
9. selalu bangkit dari kegagalan, dan
10. tak mengandalkan gelar akademis.
Sepuluh
kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan orang-orang yang luar
biasa.
5. Selalu Komitmen dalam
Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad
yang bulat di dalam mencurahkan semua perhatianya pada saha yang akan digelutinya, didalam
menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad
yang mengebu-gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya, ia tidak
setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan
tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang
sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat
apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya.
6. Mandiri atau Tidak
Ketergantuangan
Sesuai
dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu
yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus
mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya
terutama didalam menciptakan peluang usaha di dalam dirinya, dia dapat mandiri
menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain,
seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan
teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk
dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen.
7. Berani Menghadapi Risiko
Wirausaha
dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan
perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya
karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko
yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat,
mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh
hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan
balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15).
Kemauan
dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai
atau berinisiatif.
Menurut
Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21, “seorang wirausaha yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan
dengan cara yang baik”. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi
nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan
realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan
tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang
rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi
karena ingin berhasil.
8. Selalu Mencari Peluang
Esensi
kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat, cara yang etis dan
produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan
tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang
pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan
pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang
wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol.
Debgan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan
barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera
berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda
sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran.
Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu,
perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber
pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari
peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan
peluang.
Wirausaha
yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan,
seorang pemimpin harus memiliki taktik mediator dan negotiator daripada
diktaktor. Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu
sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu:
Wirausaha andal, Wirausaha tangguh, Wirausaha unggul. Wirausaha yang perilaku
dan kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya
menjadi output dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya,
wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasi serta
mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.
10. Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah
satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan
untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus
memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan
usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun
kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan
kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu
semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang
diperoleh.
11. Memiliki Kerampilan Personal
Wirausahawan
andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut: Pertama Percaya diri dan mandiri yang
tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang
dilaksanakannya. Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap
peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut. Ketiga,
mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang
lebih tepat dan effisien. Keempat, mau
dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak,
terutama kepada pembeli. Kelima, menghadapi
hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin. Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan
perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.
Ketujuh, mau
dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan
memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/
managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko
yang moderat.
Faktor-faktor
Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha Menurut Zimmerer (dalam Suryana,
2003:44-45) adalah:
1. Tidak kompeten dalam
manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang
berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik
dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan
keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama
dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat
operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
6. kurangnya pengawasan
peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang
pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang
sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha
akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap
setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan
perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
Sumber
:
Langganan:
Postingan (Atom)