I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman Kakao (theobroma cacao l) merupakan tanaman tahunan yang menjadi salah
satu komoditi non migas Indonesia.
Tanaman tahun ini dapat mulai
berproduksi umur 18 bulan 1,5tahun), tanaman ini menghasilkan biji kakao yang
selanjutnya diproses menjadi berbagai produksi turunan seperti Bubuk coklat, coklat
batang, coklat cair dan lain-lain. Produk kakao adalah komoditas ekspor non
migas yang berfungsi pada ganda yaitu serbagai sumber devisa Negara,
menunjang pendapatan asli daerah (PAD) dan penyedian lapangan
pekerjaan.
Sebagai salah satu komoditas
andalan dari sub sektor perkebunan ,tanaman kakao mempunyai peranan yang cukup
bagi perekonomian sosial, khususnya sebaga penyedia lapangan pekerjaaan, sumber
pendapatan dan devisa negara. disamping itu kakao juga berperan dalam
pegembangan wilayah dan pegembangan agroindustri. Sejauh ini, perkebunan kakao
telah banyak menyediakan lapangan perkerjaan dan sumber pendapatan kepala
keluarga petani.
Pada saat ini kecenderungan
perluasan areal kakao terus berlanjut, tidak Setajam periode 1985-1995 yang
laju perluasanya rata-rata di atas 20 % per tahun dan periode 1995-2002 yang
rata-rata tumbuh 7,5 % per tahun. Hal ini di sebabkan (1) peningkatan produksi
dengan perluasan areal saat ini tidak dapat mengimbangi penurunan produksi
tanaman tua. (2) serangan hama dan penyakit sudah menjadi ancaman bagi produksi
kakao nasional .oleh karena itu upaya perbaikan perlu segera dilakukan agar
produksi kakao nasional dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Upaya rehabilitas perlu dilakukan
untuk meningkatkan potensi kebun yang sudah ada melalui perbaikan bahan tanaman
dengan teknologi sambung samping ataupun penyulaman dengan bibit unggul dan
dukungan budidaya maju ,sehingga produktivitas kebun yang berhasil cukup
tinggi.
Dengan melakukan berbagai upaya
perbaikan tersebut maka perluasan areal perkebunan kakao di harapkan terus
berlanjut.pada periode 2005-2010 perkebunan kakao di perkirakan masih tumbuh
dengan laju 2,5 % per tahun sehingga total areal perkebunan kakao diharapkan
mencapai 1.105.430 ha dengan total produksi 730.000 ton. Pada periode 2010-2025
diharapkan pertumbuhan areal perkebunan kakao Indonesia terus berlanjut dengan
laju 1,5% per tahun, sehingga total arealnya mencapai 1.354.152 ha pada tahun
2005 dengan produksi 1,3 juta ton jadi secara ringkas areal pengembangan
agribisnis kakao adalah sebagai berikut:
1. Rehabilitas
kebun dengan menggunakan bibit unggul dengan teknik sambung samping.
2.
Peremajaan kebun tua/rusak dengan bibit
unggul.
3. Perluasan
areal pada lahan potensial dengan menggunakan bibit unggul.
4. Peningkatkan
upaya pegendalian hama dan penyakit .
5. Perbaikan
mutu produksi sesuai dengan tuntunan pasar .
6.
Pengembangan industri pengolahan hasil
mulai dari hulu sampai hilir sesuai dengan kebutuhan.
7.
Pengembangan sub system penunjang
agribisnis kakao yang meliputi: bidang usaha pengadaan sarana produksi, kelembagaan
petani, dan lembaga keuangan .
Salah satu upaya mendasar yang perlu di lakukan
adalah mempersiapakan sumber daya manusia (SDM) dalam berbagai aspek baik teori
maupun praktek dalam teknik bercocok tanam mulai dari pengolahan bibit, sampai
panen dan pasca panen.
Di Sumetara Barat terdapat berbagai macam-macam pusat
pelatihan Agribisnis tanaman kakao,salah satunya di payakumbuh yaitu
pusat pelatihan kakao/himpunan kakao Indonesia (HIPKINDO), yang beralamat da
jorong gando, kenagarian piobang yang dikelolah oleh Bapak
Ir.Fikri Amir.
Pada saat sekarang daerah payakumbuh menggalakan
tentang fermentasi terhadap biji kakao,karena biji kakao yang di fermentasi
memiliki kualitas yang bagus dan bermutu baik.dengan harga fermentasi pada saat
sekarang Rp. 25.000/kg.
B. Tujuan Usaha.
Tujuan dari Agribisnis Tanaman kakao ini adalah
sebagai berikut:
1.
Menambah Pengetahuan dan
ketrampilan dalam bidang budidaya
Tanaman kakao.
2.
Dapat untuk melatih diri untuk mandiri bertanggung
jawab dan menimbulkan jiwa wirausaha.
3.
Meningkatkan nilai guna kakao.
4.
Untuk memperoleh keuntungan dalam berwirausaha.
5.
Menciptakan lapangan Perkerjaan yang
baru bagi masyarakat sekitarnya.
C. Manfaat.
Manfaat dari pelaksanaan Praktek Kerja Usaha (PKU)
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Siswa
dapat mengetahui dan
melakukan cara berintekrasi
tentang Agribisnis tanaman kakao.
2. Sebagai
pedoman setelah menyelesaikan pendidikan SMK-PP untuk berwirausaha di bidang
budidaya tanaman kakao.
3. Siswa
dapat mengenal jenis tanaman kakao dan
tanaman perkebunan lainnya di lokasi PKU.
D. Ruang Lingkup.
Budidaya tanaman kakao ini sangat bagus untuk
berwirausaha pembibitan kakao ini meliputi hal sebagai berikut : mulai dari
penyiapan lahan, penyiapan kecambah, penyiapan media tanam, penyiapan polybag,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan serta pasca panen.
II. GAMBARAN UNIT UMUM USAHA
A. Proses Pengembagan usaha.
1. Skala
Usaha
Skala
usaha budidaya tanaman kakao yang penulis laksanakan adalah seluas 1 ha
dengan jumlah tanaman 1.100 batang.
2. Komoditi.
Komoditi
yang penulis laksanakan pada Praktek Kerja Usaha (PKU) ini adalah budidaya
tanaman kakao (tehobroma cacao.l)
3. Permodalan.
Modal
dalam budidaya tanaman kakao berasal dari Induk Semang yang di mulai dari awal
pembibitan sampai kepada panen.sehingga dalam praktek kerja usaha yang penulis
lakukan dapat terlaksana denga baik.
4. Sarana
dan Prasana.
Sarana
dari prasarana yang penulis gunakan dalam budidaya tanaman kakao ini adalah
sebagi berikut:
- cangkul -
linggis - polybag
- parang -
kapak - waring
- sabit -
becak motor - palu
- babat -
karung - tempat
penjemuran
- gerobak -
plastik - pupuk
kandang
- hand sprayer - tali -
pupuk NPK
- Pisau okulas - bambu -
Agrodex
- gunting stek - kotak fermentasi - ditean 45
- dodos -
alat pemecah buah - gromoson
- mesin potong rumput - ember -
decis
- gergaji
- baskom - bestox
III. PELAKSANAAN
A. Waktu dan Lokasi
1.
Waktu
Waktu
pelaksanaan Praktik Kerja Usaha (PKU) yang penulis laksanakan adalah di mulai
pada tanggal 12 September-2 Desember 2011.
2.
Lokasi
Lokasi
pelaksnaan Praktik Kerja Usaha (PKU) ini dilaksanakan di luar kampus Sekolah
menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Padang, yakni di CV. SCORPIO
KOMUNIKASI yang beralamat di Jorong Gando, Kenagarian Piobang, Kecamatan Payakumbuh
Kabupaten Lima Puluh Kota.
B. Pelaksanaan Utama
1.
Persiapan
Persiapan
yang penulis lakukan sebelum melaksanakan Praktik Kerja Usaha(PKU) ini adalah
sebagai berikut:
a. Pengarahan
dari kepala sekolah.
b. Pegarahan
dari panitia pelaksana PKU dan pemberian buku panduan.
c. Pengisian
blangko yang ada pada buku panduan.
d. Pemberian
materi tentang pengenalan kakao.
e.
Pemberian materi tentang analisa oleh
guru bidna studi manajemen agribisnis.
f.
Konsultasi dengan guru pembimbing
interen dan pembuatan rencana kerja.
2.
Pelaksanaan
Kegiatan
1)
Persiapan
penanaman
a.
Pembersihan
Lahan
Pembersiahan dilakukan dengan membersihkan semak
belukar dan kayu-kayu kecil sehingga memudahkan penebangan pohon. Kriteria kayu
atau tunggul yang tinggal sangat menentukan tahap penebangan/tumbang ini,
karena menyangkut biaya, waktu, keselamatan kerja, alat yang digunakanan
biasanya chain saw. Untuk menebang kayu yang berdiameter kecil dapat digunakan
kapak biasa. Setelah penebasan/babat dan tebang/tumbang semak belukar, kayu-kayu
kecil dan batanga di bakar.
b.
Penanaman
pohon pelindung
Pohon
pelindung tanaman kakao berdasarkan fungsinya terdiri dari 2 jenis yaitu pohon
pelindung sementara dan pelindung tetap .pelindung sementara berfungsi untuk
tanaman yang masih muda sampai menjelang berbuah,tanaman yang dapat digunakan
sebagai pohon pelindung sementara adalah maghonia dan pisang, sedangkan pohon
pelindung tetap berfungsi untuk tanaman yang menghasilkan, tanaman yang dapat
dijadikan pohon pelindung tetap adalah pinang, lamtoro, petai, dan kelapa.
2)
Persiapan
tanam
a.
Pengajiran
Pengajiran bertujuan untuk menentukan letak/titik
tanaman kakao dan pohon pelindung dilahan menurut jarak tanam yang
direkomendasikan, ajir dibuat dari bambu tinggi 80 – 100 cm, panjang ajir induk
sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya, untuk meluruskan ajir digunakan
tali sehingga di peroleh jarak tanam yang sama. Jarak tanam yang ideal bagi
tanaman kakao adalah jarak yang sesuai dengan perkembangan bagian atas tanaman
serta cukup tersedianya ruang bagi perkembangan perakaran di dalam tanah.dengan
demikian pilihan jarak tanam erat kaitanya dengan sifat pertumbuhan, sumber
bahan tanam, dan kesuburan tanah. Jadi, jarak
tanam yang baik untuk tanaman kakao adalah 3 x 3 meter.
b.
Pembuatan
lobang tanam
Lobang tanam perlu disiapkan lebih kurang 2 bulan
sebelum pananaman, yaitu 1 bulan lobang tanam dibiarkan terbuka agar sumber
penyakit akan mati/hilang, lobang tanam di tutup kembali dengan tanah galian
bagian atas diletakan pada bagian bawah dan tanah galian bagian bawah diletakan
pada bagian atas. Sebelum lobang ditutup perlu di tambahkan pupuk kandang
dengan kedalam lobang tanam tersebut sebanyak 1 ember.
c.
Penanaman
bibit
Pada
saat kakao bibit kakao ditanam,pohon naungan harus sudah berumur 1tahun
.penanaman kakao dengan sistem tumpang sari tidak perlu naungan,musalnya
tumpang sari dengan tanam kelapa.bibit dipindahkan kelapangan setelah berumur 6
bulan, kakao lindak berumur 4 – 5 bulan, penanaman dilaksanakan saat hujan
sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna saat pememindahan sebaiknya
bibit kakao tidak sedang berdaun muda (flush).
Prosedur penanaman bibit:
1. Bagian
dasar polybag di sayat dan di sisakan selebar 1–2cm.
2. Kantong
plastik kedalam lobang tanam yang digali seukuran volume tanah dalam polybag, lalu
dasar polybag yang telah di sayat tadi di lipat agar polybag mudah di tarik ke
atas.
3. Salah
satu sisi polybag di sayat dari bawah ke atas, lalu tanah di padatkan dengan
tangan.
4. kantong
plastik ditarik keatas sambil memasukan
tanah ke dalam lobang tanam, kemudian tanah dipadatkan dengan kaki di pinggir
lobang tanam.
5. Pada
waktu mamadatkan tanah dengan kaki, hindarkan
tanah yang ada di dalam polybag tidak rusak.
6. Bibit
yang sudah di angkut siap di tanam hari ini
juga.
7. Bibit
yang mati atau kerdil segera di sulam/diganti dengan bibit yang baru.
8. Piringan
bibit kakao muda harus bersih harus gulma.
C. Pemeliharaan Kakao
Kegiatan yang di laksanakan dalam pemeliharaan kakao
dapat di bedakan menjadi 2 jenis yaitu pemeliharaan tanaman belum menghasilkan
(TBM) dan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM). Pada tanaman belum
menghasilkan jenis kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
penyulaman
Penyulaman atau penyisipan adalah
mengganti tanaman yang muda atau mati dengan tujuan untuk mempertahankan jumlah
(populasi) dalam luas lahan. Kriteria
tanaman yang di sulamkan tersebut adalah
tanaman yang terserang hama dan penyakit yang berat (sulit pulih kembali), tanaman
yang rusak berat dan tanaman yang mati bibit yang di pakai sebagai penyulaman
adalah bibit yang baik dan diupayakan bibit yang umurnya sama dengan tanaman
yang disulam agar pertumbuhan tanaman sulaman tidak terlalu tertinggal dari
tanaman yang telah ada.
2.
Penyiangan
Penyiangan gulma perlu sekali di
lakukan pada budidaya kakao, karena hama ini akan memicu perkembangan hama dan
penyakit bagi tanaman kakao. Selain itu, gulma juga merupakan persaingan kakao
dalam penyerapan hara dan ruang tumbuh di lahan. Oleh karena itu, kegiatan
penyiangan merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pemeliharaan
tanaman.
Pada tanaman yang masih tergolong
TBM, penyiangan gulma perlu dilakukan secara menyeluruh pada permukaan lahan, tetapi
cukup dilakukan hanya secara lingkaran sekitar 0,75 – 1 m dari pokok tanaman
kakao hal ini dilakukan untuk menghindari permukaan tanah tidak terbuka.
3.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara ke
dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Pemupukan umumnya dilakukan
dengan menambahkan hara (pupuk) ke dalam tanah, tetapi juga dapat di semprotkan
langsung ke permukaan daun pemupukan harus dilakukan secara :
1)
Tepat
Jenis
Pupuk harus mengandung hara mikro, terutama
nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk yang biasa direkomendasikan antara lain, Urea
dan Za (hara nitrogen) Sp – 36 (hara fosfor dan sulfur) dan KCl (Kalium). Pupuk majemuk yang mengandung
hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang biasa di gunakan misalnya NPK 15 – 15 – 15
dan Phoska.
2)
Tepat
Dosis
Dosis pemupukan berbeda sesuai umur tanaman dan
tingkat produktivitas imformasi mengenai dosis pemupukan dapat di peroleh
melalui pendamping lapangan (field
Facilitator) Askindo atau perkebunan setempat .bahan Organik dapat di
berikan dengan dosis 5 – 30 ton/ha, 2 – 4 tahun sekali, tergantung kondisi
tanah.
3)
Tepat
Cara
Pupuk diberikan pada daerah penyiangan hara dan air
maksimal, yaitu pada radius melingkar 50 – 75 cm dari batang tanam, pada ke
dalam 5 – 10 cm. Pupuk di tempatkan secara merata pada alur yang di buat
melingkari batang, kemudian di tutup dengan tanah. Pupuk pembawa nitrogen, fosfor
dan kalium dapat di campurkan sekaligus pada saat aplikasi (pemberian) pupuk
bahan organik (misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang) di berikan dengan cara
mencampurnya dengan hingga ke dalaman 5 – 10 cm.
4)
Tepat
Waktu
Pupuk harus pada saat tanah cukup lembab, yaitu pada
awal dan akhir musim hujan. Pupuk pembawa fospor (misalnya Sp – 36) di berikan
cukup sekali setahun, tetapi pembawa nitrogen (misalnya Urea dan Za) dan
pembawa kalium (misalnya Kcl) di berikan dua kali setahun. Bila tersedia sarana
irigasi atau pola hujan memungkinkan, pemupukan dapat dilakukan lebih dari dua
kali setahun, tetapi nilai dosisnya pertahun tetap sama.
· Pemupukan
TBM (tanaman belum menghasilkan)
Pupuk yang digunakan
adalah Urea, NPK dan pupuk kandang untuk jumlah tanaman 1100 dengan dosis
sebagai berikut :
Tabel
1. Tabel Pemupukan
Umur (bulan)
|
Urea(gram)
|
NPK (gram)
|
Pupuk kandang (kg)
|
2
|
20
|
20
|
1,5
|
6
|
20
|
20
|
2
|
10
|
30
|
30
|
2
|
14
|
40
|
40
|
2,5
|
Jumlah
|
110 gram
|
110 gram
|
8 kg
|
Jadi jumlah
pupuk yang digunakan selama masa TBM yaitu : pupuk Urea 0,11 kg x 1100 = 121
kg, NPK 0,11 x 1100 = 121 kg dan pupuk kandang 8 kg x 1100 = 8800 kg.
Dosis
pemberian pupuk dalam satuan gram / batang dengan cara menebur pupuk secara
merata pada larikan yang telah dibuat melingkar dengan jarak 15-50 cm dari
batang dan kedalamannya 10 cm.
·
Pemupukan TM (tanaman menghasilkan)
Pemupukan
TM dilakukan dengan cara membuat larikan dan waktunya lebih baik pada pagi
hari, jenis pupuk yang digunakan Urea dan NPK dengan bnyak tanaman 1100 batang
dengan dosis sebagai berikut :
Umur (bulan)
|
NPK (gram)
|
Urea (gram)
|
18
|
500
|
500
|
22
|
500
|
500
|
26
|
500
|
500
|
32
|
500
|
500
|
36
|
500
|
500
|
40
|
500
|
500
|
44
|
500
|
500
|
48
|
500
|
500
|
Jumlah
|
4000
|
4000
|
Jadi jumlah
pupuk yang digunakan untuk TM adalah Urea 4 kg x 1100 batang = 4400 kg, NPK 4kg
x 1100 batang = 4400 kg. Cara pemberian pupuk untuk TM dan TBM adalah dengan
cara larikan dan disebar..
4.
Pemangkasan
Pemangkasan adalah kegiatan memotong/membuang bagian
tanaman yang berupa cabang, ranting dan daun yang tidak diinginkan. Ada berapa cara tujuan dalam pemangkasan
antara lain:
v Memperoleh
kerangka dasar atau bentuk percabangan tanaman kakao yang baik.
v Pengaturan
cabang dan daun produktif dengan baik.
v Memacu
tanaman membentuk daun baru yang potensial untuk sumber asimilat.
v menekan
resiko terjadi serangan Organisme penggangu tanaman (OPT).
v Meningkat
kemampuan tanaman menghasilkan bunga dan buah.
Ada
beberapa cara pemangkasan yaitu:
a.
Pemangkasan
Bentuk
Pemangkasan
bentuk bertujuan :
1. Membentuk
arsitektur (bentuk dan sebaran) percabangan yang kuat dan sehat.
2. Menunjang
percahayaan yang tepat dan sirkulasi uadara yang cukup.
Pemangkasan
bentuk dilakukan pada tanaman muda, sisakan tiga cabang primer yang kuat, seimbang,
dan tumbuh keatas (sekitar 45 derajat dari cabang utama)
b.
Pemangkasan
Produksi
Pemangkasan
produksi ini bertujuan
1. Mempertahan
postur tanaman yang pendek (agar memudahkan pemeliharan dan panen).
2. Merangsang
tumbuhnya (flush).
Bagian tanaman yang dipangkas adalah cabang-cabang
yang tingginya lebih dari empat meter dan cabang-cabang berdampingan yang
saling tumpang tindih. Pemangkasan produksi dilakukan pada Oktober-November dan
Maret-April (tergantung pola curah hujan) pada periode tanaman belum berbunga
dan berbuah.
c.
Pemangkasan
Pemeliaraan
Pemangkasan
ini bertujuan
1. Mempertahanakan
arsiktetur (bentuk dan sebaran) percabangan yang kuat dan sehat.
2. Menjaga
intesitas pencahayaan yang tepat pada lingkungan tanaman.
3. Menciptakan
sirkulasi cahaya yang cukup.
4. Mengendalika
hama dan penyakit.
5. Mendukung
efisien pemafaatan hara tanaman .
6. Meningkatkan
prodoktivitas.
Pemangkasan Pemeliharan dilakukan antara waktu
pemangkasan produksi dengan interial 2 – 3 bulan, misalnya Januari-Juni-Agustus.
Waktu (bulan) pemangkasan pemeliaharan bisa bergeser, tergantung pola hujan
daerah bersangkutan.
5.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
A. Hama
yang menyerang Tanaman kakao yaitu:
a.
Penggerek
buah kakao (Conapomopha cramella)
Hama ini menyerang buah kakao yang telah membentuk
biji, atau telah berukuran panjang lebih dari 8 cm. Serangga dewasa (ngengat) berwarna coklat dengan warna
putih berpola zig-zag sepanjang sayap depan. Telur PBK berwarna jingga, berbentuk
pipih, berukuran 0,5 x 0,2 mm, lama stadium telur 6-9 hari, larva yang baru
menetas langsung menggerek buah, memakan kulit buah, daging buah dan saluran
biji (plasenta).
Panjang larva 12 mm, dan berwarna putih kotor sampai
hijau muda. Lama stadium larva 15 -18 hari, kokon menempel pada permukaan buah,
daun, serasah daun, karung atau keranjang yang ada di kebun. Genjala serangan
PBK pada kakao adalah buah masak lebih awal, yaitu belang kuning, dan buah digoyang
tidak berbunyi seperti halnya buah masak normal, dan buah lebih berat, jika
buah kakao di belah biji saling meleket dan berwarna kehitaman, biji tidak
berkembang, ukuran biji kecil dan tidak keras.
b.
Penghisap
buah (Helopeltis sp)
Hama ini menyerang buah yang muda sampai tua, dan
cabang batang atau ranting tanaman yang masih muda (flush). Hama ini dapat dikendalikan dengan pemangkasan, karena hama
ini sangat menyukai kondisi kebun yang lembab dan gelap. Cara penggendalian
hama ini secara hayati, yaitu dengan menggunakan semut hitam.
Penyakit Helopeltis sp
c.
Penggerek
Batang kakao (Zeuzera sp)
Hama ini menyerang batang dan cabang, yaitu
menggerek batang dan cabang. Berkas geratan akan keluar dan terlihat kotoran
ulat, dan cabang yang terkena serangan memperlihatkan daunnya layu, lalu
mongering dan mati.
Cara penggendalian adalah lubang gerekan dibersihkan
lalu disumbat dengan kapas yang telah dibasahi dengan insektisida (obat nyamuk
cair) dan ulat yang ditemukan dimusnakan.
B.
Penyakit yang Menyerang pada tanaman kakao yaitu:
a.
Penyakit
Busuk Buah
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophtora palmivora yang dapat menyerang buah muda sampai masak. Penggendalain
penyakit ini dilakukan dengan sanitasi kebun, mekanis (memanen, mengumpul dan membakar
buah yang terserang) dan kultur teknis pengaturan pohon pelindung dan
pemangkasan tanaman kakao merupakan hal penting dilakukan terutama pada musim
hujan. Penanaman klon atau toleran merupakan hal yang penting di perhatikan.
`
b.
Penyakit
Antraknose
Penyakit Antraknose
disebabkan oleh jamur C.gloesporioides
yang menyerang buah, pucuk/daun muda dan ranting muda. Pada daun muda dampak
bintik-bintik coklat tidak beraturan dan dapat menyebabkan gugur daun.
Penggendalian penyakit ini dilakukan dengan
memangkas cabang dan ranting yang terinfeksi, mengambil buah yang sakit di
kumpulkan dan di kuburkan dalam lobang di pinggir lahan atau di bakar.
c.
Penyakit
Jamur Upas
Serangan dimulai dengan adanya benang-benang jamur
tipis seperti sutera, berbentuk sarang laba-laba pada cabang atau batang. Pada
fase ini jamur belum masuk ke dalam jaringan kulit. Pada bagian ujung dari
cabang yang sakit, tampak daun-daun layu dan tetapi melekat pada cabang, meskipun
sudah kering.
Penggendalian dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu
memotong cabang/ranting yang sakit sampai 15 cm pada bagian yang masih sehat. Membersihkan
dan menggerak benang-benang jamur pada gejala awal dari cabang yang sakit, kemudian
di olesi dengan fungisida. Cara kedua adalah
dengan kultur teknis, yaitu pemangkasan pohon pelindung untuk
menggurangi kelembaban kebun. Sehingga sinar matahari dapat masuk keareal
pertanaman kakao.
6. Panen
dan Pengolahan hasil Kakao
A. Panen
Saat panen perlu
disiapkan kotak-kotak untuk penumpukan kulit buah. Panen dilakukan terhadap
buah yang masak, tetapi jangan terlalu masak (matang pisiologis). Potong tangkai buah dengan menyisishkan 1/3
bagian tangkai buah. Panen yang dilakukan sampai pangkal buah akan merusak
bantalan bunga, sehingga pembentukan bunga dan jika hal ini dilakukan
terus-menerus, maka produksi buah akan menurun.
Buah yang
dipetik umur 5 sampai 6 bulan dari berbunga, ditandai dengan perobahan warna
(dari hijau menjadi kuning atau oren pada alur buah) buah yang telah dipetik
dimasukkan kedalam karung dan dikumpulkan dekat kotak. Pemetikan dilakukan pada
pagi hari dan pemecahan kulit buah pada siang hari, pemecahan kulit buah dengan
dipukul menggunakan batu hingga pecah.
Cara
Panen
- Perhatikan
buah yang matang panen, seperti tanda yang disebut di atas
- Lakukan
pemotong tangkai buah dengan menggunakan gunting atau pisau
- Jangan
melakukan panen dengan memelitir buah
- Buah
yang dipanen tidak buah yang masak saja, tetapi juga dipanen buah yang rusak
dipanen binatang (tupai dan tikus) dan buah terserang penyakit.
Tabel
2 : Kriteria Kematangan Buah
Perubahan Warna
|
Bagian kulit yang mengalami
perubahan warna
|
Kelas Kematangan Buah
|
Kuning
|
Pada
alur buah
|
C
|
Kuning
|
Pada
alur buah dan punggung buah
|
B
|
Kuning
|
Pada
seluruh permukaan buah
|
A
|
Kuning
Tua
|
Pada
seluruh permukaan kulit buah
|
A
|
Beberapa
faktor penyebab mutu kakao beragam yang dihasilkan adalah minimnya sarana pengolahan,
lemahnya pengawasan mutu, serta penerapan tekhnologi tahapan proses pengolahan
biji kakao yang tidak berorientasi pada mutu.
Kriteria
mutu biji kakao yang meliputi aspek fisik, cita rasa dan kebersihan serta aspek
keragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap tahapan
proses produksinya, tahapan proses pengolahan dan spesifikasi alat dan mesin
yang digunakan menjasmin kepastian mutu harus didefenisikan secara jelas.
Proses
pengolahan buah kakao menentukan mutu produk mutu kakao, kriteria dalam ini
terjadi pembentukan calaon cita rasa kakao dan pengurangan cita rasa yang tidak
dikehendaki, misalnya rasa pahit dan sepat.
B. Pengolahan
hasil
a. Pemeraman
buah
- Pemeraman
buah bertujuan memperoleh keseragaman kematang buah serta memudahkan
pengeluaran biji dari buah kakao.
- Buah
dimasukkan kedalam keranjang rotan atau sejenisnya, disimpan ditempat yang
dibersihkan dan beralaskan daun-daunan dan permukaan ditutup dengan
daun-daunan.
- Pemeraman
dilakukan ditempat yang teduh, serta lama pemeramannya 5 sampai 7 hari dengan
satu kali pengadukkan.
b. Pemecahan
buah
- Pemecahan
atau pembelahan buah kakao dimaksudkan untuk mendapat biji kakao, pemecahan
buah kakao dilakukan dengan cara hati-hati, agar tidak melukai atau merusak
biji kakao.
- Pemecahan
biji kakao dapat menggunakan pemukul kayu atau memukulkan buah satu dengan buah
yang lainnya, harus dihindari kontak langsung biji kakao dengan benda-benda
logam, karena dapat menyebabkan warna biji kakao menjadi kelabu.
- Biji
kakao dikeluarkan lalu dimasukkan dalam ember plastic atau wadah lainnya yang
bersih, sedang empulur yang melekat pada biji dibuang.
c. Fermentasi
- Fermentasi
dimaksudkan untuk memudahkan melepas kulit lender dari permukaan kulit biji,
dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik, selain itu menghasilkan
biji yang tahan terhadap hama dan jamur. Selama penyimpanan dan menghasilkan
biji dengan warna yang cerah dan bersih.
- Wadah
dan alat permentasi yang dibutuhkan yaitu :
·
Kotak permentasi terbuat dari papan yang
tebal (2,5cm)
·
Keranjang bambo
·
Daun pisang
·
Karung goni
d. Perendaman
dan pencucian biji
Tujuan perendaman dan pencucian adalah untuk menghentikan
proses fermentasi dan memperbaiki kenampakan biji, sebelum penyucian dilakukan,
perendaman ± 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat dengan kenampakan
menarik dan warna coklat cerah.
Penyucian dapat dilakukan secara manual (dengan
menggunakan tangan atau menggunakan mesin pencuci). Pencucian yang terlalu
bersih, sehingga selaput lendirnya hilang sama sekali, selain menyebabkan
kehilangan berat juga membuat kulit biji menjadi rapuh dan mudah terkeluapas.
Umumnya biji kakao yang dicuci jenis Edel, sedangkan jenis bulk tergantung pada
permintaan pasar.
e. Pengeringan
biji
Tujuan pengeringan biji pada
kakao diantaranya adalah :
1. Mengurangi
kandungan air dalam biji kakao pada kadar air yang aman untuk penyimpanan (dari
55% sampai menjadi 6 atau 7%)
2. Mengurangi
rasa pahit dan sepat pada biji kakao
3. Membentuk
warna biji kakao menjadi warna coklat
Cara-cara
pengeringan biji kakao ;
1. Hindari
di atas tanah tanpa alas
2. Di
atas tanah menggunakan alas jemur (plastic atau tikar)
3. Di
atas lantai semen
4. Di
atas para-para (paling baik) karena pengeringan lebih cepat penguapan terjadi
dari atas dan bawah.
5. Tebal
hamparan satu sampai dua lapis biji (3 s/d 5 cm)
6. Dibalik
tiap 2 sampai 3 jam.
7. Lebar
jemuran kakao kurang 2 meter, untuk kesempatan pembalikan.
8. Menyediakan
penutup plastic (persiapan hujan)
9. Tidak
mencampur biji dengan biji basah
10. Penjemuran
diakri hingga kadar air 6 s/d 7,5 %
Suhu pengeringan sebaiknya antara 55° sampai 66°C
dan waktu yang dibuthkan bila memakai mesin pengerig antara lain 20 sampai 25
jam, sedangkan bila dijemur waktu yang dibutuhakan ± 7 hari.
f. Sortasi
biji
Sortasi
biji kakao kering dimaksudkan untuk memisahkan anatar biji yang baik dengan
biji yang cacat berupa biji yang pecah, kotoran atau benda asing lainya,
seperti batu, kulit dan daun-daunan.
Srtasi
dilakukan setelah 1 sampai 2 hari dikeringan agar kadar air seimbang, sehingga
biji tidak terlalu rapu dan tidak mudah rusak, srtasi dilakukan dengan
menggunkan ayakan dan dapat memisahkan biji kakao dengan kotoran.
g. Pengegmasan
dan penyimpanan biji
- Biji
kakao dikemas dengan baik dalam wadah yang bersih dan kuat
- Biji
kakao tidak disimpan dalam satu tempat dengan produk pertanian lainnya yang
berbau keras.
- Biji
kakao jangan disimpan di atas para-para dapur, karena biji kakao dapat berbau
asap.
- Biji
kakao disimpan dalam ruangan, dengan kelembaban 75%.
- Antara
lain dan wadah biji kakao diberi jarak ± 8 cm dan jarak dari dinding ± 60 cm,
biji kakao dapat disimpan ± 3 bulan.
D. Kegiatan Tambahan
1. Pemangkasan
Daun Pisang
Bertujuan
agar sinar matahari menyinari tanaman kakao dan mengurangi kelembaban
2. Penebangan
Bambu
Untuk
pembuatan kerangka rumah kaca pada bibit sambung kakao.
E. Integrasi dan Partisipasi Masyarakat (IPM)
No
|
Kegiatan
|
Tanda Tangan
|
|
1
|
Shalat Berjamaah
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Bertahziah
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Main Voli
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pengajian
|
|
|
|
|
|
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Aspek Teknis
1. Hasil
Adapun beberapa hasil yang kami
peroleh ditempat PKU (Praktik Kerja Usaha) yang kami laksanakan , diantaranya
adalah :
1) Pohon kakao yang banyak dan kurang terawatt
2) Pemangkasan
pohon kakao yang kurag teratur
3) Banyak
buah kakao yang terserang penyakit helopeltis
4) Pengolahan
biji kakao yang masih maual
5) Produksi
kakao yang belum maksimal
2. Pembahasan
Dari hasil yang
kami buat diatas kami pun menemukan cara pembahasannya, diantaranya yaitu :
v Pohon
kakao yang banyak dan kurang terawatt
Pembahasannya :
- Sebaiknya
pohon kakao yang banyak tersebut harus lebih diperhatikan sebab percuma saja
kita berusaha tanaman kakao luas-luas kalau tidak terawat dan diperhatikan
- Melakukan
perawatan pada tanaman kakao minimal 2 kali dalam seminggu. Baik perawatan
tanaman maupun perawatan lingkungan tanaman.
v Pemangkasan
pohon kakao yang kurang teratur
Pembahasannya:
- Dengan
melakukan pemangkasan yang rutin dan teratur. Minimal pemangkasan dilakukan
dengan 3 cara, yaitu: pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi,dan pemangkasan
pemeliharaan.
v Banyak
buah kakao yang terserang oleh penyakit helopeltis
Pembahasannya :
- Sanitasi
lingkingan (membersihkan lingkungan dengan cara teratur dan rutin) dan membuang
gulma-gulma atau sampah-sampah yang bisa menimbulkan penyakit pada tanaman kakao.
- Memanfaatkan
musuh alami dengan cara memanfaatkan semut hitam dengan cara menggundang semut
hitam tersebut pada tanaman kakao.
-
Penyemprotan dengan insektisida yaitu
racun kontak.
v Pengolahan
biji kakao yang masih manual
Pembahasannya :
-
Ini disebabkan karena CV. Scorpio
Komunikasi ini masih menggunakan alat-alat tradisional dan belum ada listrik
yang mengaliri kantor perkebunannya.
-
Supaya dimasa yang akan datang CV.
Scorpio Komunikasi ini lebih maju
v Produksi
kakao yang belum maksimal
Pembahasannya :
-
Produksi kakao ini sangat dipengaruhi
oleh perawatan dan pemupukan serta pemangkasannya. mungkin disaat ini pemupukan
belum teratur dan sering terputus. Pemangkasannya juga begitu, karena
pemmangkasan yang tidak diperhatikan maka produksinya akan berpengaruh juga dan
pemangkasan yang kurang teratur ini disebabkan juga oleh tenaga kerja yang
kurang efektif
3. Syarat
tempat budidaya
- Murah
dan mudah dalam pengawasan
- Dekat
dengan sumber air
- Mudah
dimasuki oleh transportasi
- Sesuai
dengan syarat tumbuh tanaman
4. Syarat
bahan tanam
-
Bahan tanam dari bibit yang unggul dan
bebas ddari hama dan penyakit, serta jelas asal usul bibitnya.
-
Bahan tanam harus berproduksi tinggi
B. Aspek Ekonomi
Ekonomi adalah
faktor penting dalam melakukan usaha, buah kakao dapat diproduksi apabila buah
dipetik berumur 5,5-6 bulan dari berbunga. Biji kakao dapat dipasarkan apabila
yang difermentasi seharga Rp 25.000,- / kg dan yang tidak difermentasi seharga
Rp. 20.000,- kg.
Untuk memasarkan
biji kakao, dipasarkan kepada masyarakat yang membutuhkan biji (pedagang) dan
bisa langsung pada pabrik/agen kakao. Pada saat ini biji kakao banyak
dipasarkan di luar negeri seperti: belanda, Malaysia, dan London
C. Aspek Sosial
Usaha budidaya
kakao ini dapat dismbut baik oleh masyarakat sekitarnya, karena memberikan
skala usaha yang cukup besar, seperti :
-
Meningkatkan kejahteraan petani dan
pengelola
-
Pedoman bagi masyarakat dalam
pelaksanaan skala usaha yang cukup luas.
-
Membuka lapangan kerja baru bagi
masyarakat pengganguran
-
Meningkatkan niai guna tanah
D. Aspek lingkungan hidup
Didalam
pelaksanaan Praktik Kerja Usaha ( PKU ) ini, ada beberapa aspek lingkungan
hidup yang mengguntungkan bagi masyarakat sekitar, yaitu:
-
Menambah wawasan masyarakat sekitar
dalam budidaya tanaman kakao dan usaha pembibitannya
-
Memberikan lapangan kerja baru bagi
masyarakat sekitar tempat PKU
E. Masalah
Didalam kegiatan PKU ini penulis
mendapatkan berbagai masalah, diantaranya :
- Kurangnya
perhatian dari pembimbing ekstern, sehingga yang tidak kami ketahui tentang
seluk beluk tanaman kakao.
- Kurangnya
perawata pada tanaman kakao yang telah berproduksi, sehingga banyak buah kakao
yang terserang penyakit dan hama.
- Waktu
kegiatan PKU yang dipercepat, sehingga kami banyak ketinggalan materi dan
banyak yang harus dikerjakan.
F. Pembahasa Masalah
Dari
masalah yang penulis hadapi, penulis menemukan pembahasan masalah,diantaranya
yaitu :
- Seharusnya
pembimbing lebih memperhatikan kami dan mengajari kami tentang tanaman kakao
ini, sehingga kami lebih tau dan paham.
- Seharusnya
dilakukan pemangkasan 2 × dalam sebulan
- Seharusnya
kami ini PKU sebelum naik kelas/pada semester V sehingga kami tidak
tergesa-gesa untuk menghadapi ujian pra UN ini.
V.
ANALISA USAHA
A.
Input
1.
Sewa Tanah
Sewa tanah untuk luas lahan 20 adalah Rp. 5000.0000/tahun, lama usaha yang
dilakukan 6 bulan, biaya sewa tanah selama 6 bulan adalah :
x 5000.000 x = 5000,-
2.
Biaya Saprodi
No
|
Nama Bahan
|
Banyak yang dibutuhkan
|
Harga satuan
(Rp)
|
Jumlah
|
||
1
|
Biji
|
3500
|
Biji
|
500
|
1.750.000
|
|
2
|
Pupuk Kandang
|
2
|
Karung
|
5.000
|
10.000
|
|
3
|
Polybag
|
12
|
Kg
|
18.000
|
216.000
|
|
4
|
Dithane
|
1
|
Bungkus
|
40.000
|
40.000
|
|
5
|
Tanah Humus
|
2
|
Pickup
|
250.000
|
500.000
|
|
6
|
Pupuk NPK
|
73.5
|
Kg
|
5.500
|
404.250
|
|
Total
|
2.920.250
|
3. Biaya Alat
No
|
Nama Alat
|
Vol
|
NB (Rp)
|
NS
|
JUE
|
NP (Rp)
|
BM (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Cangkul
|
1
|
60.000
|
0
|
3
|
10.000
|
1800
|
11.800
|
2
|
Gerobak
|
1
|
350.000
|
0
|
2
|
87.500
|
10.500
|
98.000
|
3
|
Gembor
|
1
|
15.000
|
0
|
3
|
2.500
|
450
|
2.950
|
Total
|
112.750
|
Rumus
Suku
bunga bank 12 %
Keterangan
:
NP : Nilai Penyusutan
NB : Nilai Baru
NS : Nilai Sisa
JUE : Jangka Usia Ekonomis
BM : Bunga Modal
4.
Biaya Tenaga Kerja
No
|
Kegiatan
|
Vol
|
Hok (8 jam)
|
Upah (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Pembersihan Lahan +
|
1
|
4
|
25.000
|
100.000
|
|
Persiapan media tanam
|
|
|
||
2
|
Pengisian Polybag +
|
2
|
5
|
25.000
|
250.000
|
3
|
Pemeliharaan
|
|
|
||
|
- Penyiraman
|
1
|
1
|
25.000
|
25.000
|
|
- Penyiangan
|
1
|
2 '/2
|
25.000
|
62.500
|
|
- Pemupukan
|
1
|
3
|
25.000
|
75.000
|
|
- Pembasmian Hama
|
1
|
1
|
25.000
|
25.000
|
Jumlah
|
537.500
|
5. Bunga Modal
M1 =
|
- Biji / benih
|
Rp.
|
1.750.000
|
|||
- Pupuk kandang
|
Rp.
|
10.000
|
||||
- Polybag
|
Rp.
|
216.000
|
||||
- Dithane
|
Rp.
|
40.000
|
||||
- Tanah Humus
|
Rp.
|
500.000
|
||||
- Pupuk NPK
|
Rp.
|
404.250
|
||||
Rp.
|
2.920.250
|
|||||
|
||||||
M2 =
|
- M1
|
Rp.
|
2.920.250
|
|||
- Penyiangan
|
Rp.
|
25.000
|
||||
- Penyiraman
|
Rp.
|
62.500
|
||||
- Pemupukan
|
Rp.
|
75.000
|
||||
-Pembasmian Hama
|
Rp.
|
25.000
|
||||
Rp.
|
3.107.750
|
|||||
=Rp.
180.840,-
6. Biaya Tetap
Sewa tanah
|
Rp.
|
5.000
|
Biaya Alat
|
Rp.
|
112.750
|
Biaya Tenaga Kerja
|
Rp.
|
537.500
|
655.250
|
7. Biaya Variable
Saprodi
|
Rp.
|
2.920.250
|
Bunga Modal
|
Rp.
|
180.840
|
3.101.090
|
8.
Total Input
Biaya Tetap
|
Rp.
|
655250
|
Biaya Variable
|
Rp.
|
3.101.090
|
3.756.340
|
||
9.
Modal Perbatang
Harga
penjualan Bibit Unggul perbatang Rp. 3000,-
Jadi
untungnya : Rp. 3000 – Rp. 1073 = Rp. 1927,-
B. Output
Bibit
yang terjual adalah 90% dari 3500 bibit
Jadi
total output = hasil x harga / batang
= 3150 x 3000 = Rp. 9.450.000,-
C. Pendapatan Pengelola
(PP)
Output
– Input = Rp. 9.450.000 – Rp. 3.756.340
=
Rp. 5.693.660
D. Kelayakan Usaha
B
/ C Ratio
Artinya : Setiap Penanaman modal Rp. 1, maka akan mendapatkan
keuntungan Rp. 2,5 berarti usaha ini
layak untuk diusahakan
E. BEP (Break Event
Paint)
Artinya
:Pada saat penjualan sebesar Rp. maka usaha ini tidak mengalami keuntungan dan
tidak pula mengalami kerugian
II. Analisa Budidaya
A. Input
1.
Sewa Tanah
Sewa tanah untuk luas lahan / ha adalah Rp. 5000.000 lama usaha 4 tahun
=
Rp. 20.000.000,-
2.
Biaya Saprodi
No
|
Nama Barang
|
Volume
|
Harga Satuan
|
Jumlah CRP
|
|
1
|
Bibit
|
1100
|
Batang
|
3000
|
3.300.000
|
2
|
Pupuk Kandang
|
352
|
Karung
|
5000
|
1.760.000
|
3
|
Pupuk Urea
|
4521kg/ 1100batang
|
5000
|
22.605.000
|
|
4
|
Pupuk NPK
|
4521kg/ 1100batang
|
5500
|
24.865.500
|
|
Total
|
52.530.500
|
3. Biaya Alat
No
|
Nama Alat
|
Vol
|
NB (Rp)
|
NS
|
JUE
|
NP (Rp)
|
BM (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Gerobak
|
2
|
350.000
|
0
|
3
|
93.333
|
84.000
|
1017.333
|
2
|
Gunting Stek
|
3
|
50.000
|
0
|
2
|
300.000
|
12.000
|
312.000
|
3
|
Parang
|
2
|
50.000
|
0
|
2
|
200.000
|
12.000
|
212.000
|
4
|
Handsprayer
|
2
|
250.000
|
0
|
2
|
1.000.000
|
60.000
|
1.060.000
|
5
|
Ember
|
3
|
60.000
|
0
|
2
|
360.000
|
14.400
|
374.400
|
6
|
Pisau Galah
|
3
|
20.000
|
0
|
2
|
120.000
|
4.800
|
124.800
|
7
|
Sapu Lidi
|
3
|
4.000
|
0
|
1
|
48.000
|
960
|
48.960
|
8
|
Cangkul
|
3
|
60.000
|
0
|
2
|
360.000
|
14.400
|
374.400
|
9
|
Mesin Potong Rumput
|
1
|
2.000.000
|
0
|
2
|
4.000.000
|
480.000
|
4.480.000
|
10
|
Pisau Akulasi
|
5
|
65.000
|
0
|
3
|
433.333
|
15.600
|
448.933
|
Total
|
8.452.826
|
Rumus
:
Suku
bunga bank 12 %
Keterangan
:
NP : Nilai Penyusutan
NB : Nilai Baru
NS : Nilai Sisa
JUE : Jangka Usia Ekonomis
BM : Bunga Modal
4.
Biaya Tenaga Kerja
Ø Tenaga
Kerja Tetap
Tenaga kerja tetap 1 orang dengan upah Rp. 1.000.000
/ bulan, maka biaya tenaga kerja selama 4 tahun adalah :
Rp. 12.000.000 x 4 tahun
= Rp. 48.000.000
Ø Tenaga
Kerja tidak Tetap
No
|
Kegiatan
|
Hok
|
Tenaga Kerja
|
Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Penyiangan
|
4
|
40
|
25.000
|
4.000.000
|
2
|
Pemupukan
|
4
|
40
|
25.000
|
4.000.000
|
3
|
Penyemprotan Hama dan
Penyakit
|
2
|
20
|
25.000
|
1.000.000
|
4
|
Panen
|
3
|
40
|
25.000
|
3.000.000
|
5
|
Pemecahan Buah +
Sortasi
|
4
|
32
|
25.000
|
3.200.000
|
6
|
Fermentasi
|
4
|
20
|
25.000
|
2.000.000
|
Total
|
17.200.000
|
5. Bunga Modal
M1 =
|
- Bibit
|
Rp.
|
3.300.000
|
||||
- Pupuk kandang
|
Rp.
|
1.760.000
|
|||||
- Pupuk Urea
|
Rp.
|
22.605.000
|
|||||
- Pupuk NPK
|
Rp.
|
24.865.500
|
|||||
- T.K tidak tetap
|
Rp.
|
17.200.000
|
|||||
Rp.
|
69.730.500
|
||||||
M2 =
|
- M1
|
Rp.
|
69.730.500
|
||||
- Penyiangan
|
Rp.
|
4.000.000
|
|||||
- Pemupukan
|
Rp.
|
4.000.000
|
|||||
- Penyemprotan Hama
dan penyakit
|
Rp.
|
1.000.000
|
|||||
- Panen
|
Rp.
|
3.000.000
|
|||||
- Pemecahan Buah +
sortasi
|
Rp.
|
3.200.000
|
|||||
- Fermentasi
|
Rp.
|
2.000.000
|
|||||
- Tenaga Kerja Tetap
|
Rp.
|
48.000.000
|
|||||
Rp.
|
134.930.500
|
||||||
= Rp. 49.118.640
6. Biaya Tetap
- sewa tanah
|
Rp.
|
20.000.000
|
|
- biaya alat
|
Rp.
|
8452.826
|
|
- biaya tenaga kerja
tetap
|
Rp.
|
48.000.000
|
|
Rp.
|
76.452.826
|
7. Biaya Variabel
- Saprodi
|
Rp.
|
52.530.500
|
- Bunga Modal
|
Rp.
|
49.118.640
|
- Biaya Tenaga Kerja
tidak tetap
|
Rp.
|
17.200.000
|
Rp.
|
118.849.140
|
8. Total Input
- Biaya Tetap
|
Rp.
|
76.452.826
|
|
- Biaya Variabel
|
Rp.
|
118.849.140
|
|
Rp.
|
195.301.966
|
B.
Output
No
|
Hasil Produksi
|
Harga (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
|
1
|
4000
|
21.000
|
Kg
|
84.000.000
|
2
|
4000
|
21.000
|
Kg
|
84.000.000
|
3
|
4000
|
21.000
|
Kg
|
84.000.000
|
4
|
4000
|
21.000
|
Kg
|
84.000.000
|
Jumlah
|
336.000.000
|
Jadi hasil penjualan / pendapatan selama 4 tahun
adalah Rp. 336.000.000
C. Pendapatan Pengelola
(PP)
Output – Input
= Rp. 336.000.000
- Rp. 195.301.966
= Rp. 140.698.304
D. Kelayakan Usaha
B / C
Ratio
Artinya
:
Setiap
penanaman modal sebesar Rp. 1, maka akan mendapatkan keuntungan Rp. 1,72.
Berarti usaha budidaya kakao ini layak untuk diusahakan
E.
BEP (Break Event Paint)
,-
Artinya
:
Pada
saat penjualan sebesar Rp. 117.619.732,-
maka usaha ini tidak mengalami untuk dan tidak pula mengalami kerugian
VI.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat kami ambil dari kegiatan PKU ini adalah :
1. Penulis
dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam usaha pembibitan kakao.
2. Meningkatkan
minat dan kesadaran untuk menambah wawasan tentang pembibitan kakao.
3. Dalam
praktik kerja usaha ( PKU ) penulis dapat melatih sikap disiplin dan tanggung
jawab dalam usaha pembibitan kakao.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diambil
dari kegiatan PKU ini adalah :
1. Untuk
melakukan PKU yang akan datang harus ada rasa tanggung jawab dan disiplin yang
tinggi dari peserta
2. Sebaiknya
usaha pembibitan tanaman kakao untuk pengendalian hama dan penyakit dilakukan
sedini mungkin.
terima kasih atas informasi yang bermanfaat untuk tanaman kakao terutama pohon pelindung tetap
BalasHapusSemoga bermanfaat Bapak
Hapus