Pengantar Ilmu Administrasi Negara
A. Pengertian Administrasi
Administrasi adalah sebuah istilah yang bersifat generik, yang mencakup
semua bidang kehidupan. Karena itu, banyak sekali definisi mengenai
administrasi. Sekalipun demikian, ada tiga unsur pokok dari administrasi. Tiga
unsur ini pula yang merupakan pembeda apakah sesuatu kegiatan merupakan
kegiatan administrasi atau tidak. Dari definisi administrasi yang ada, kita
dapat mengelompokkan administrasi dalam pengertian proses, tata usaha dan
pemerintahan atau adminsitrasi negara. Sebagai ilmu, administrasi mempunyai
berbagai cabang, yang salah satu di antaranya adalah administrasi negara.
Administrasi negara juga mempunyai banyak sekali definisi, yang secara
umum dapat dibagi dalam dua kategori. Pertama, definisi yang melihat
administrasi negara hanya dalam lingkungan lembaga eksekutif saja. Dan kedua,
definisi yang melihat cakupan administrasi negara meliputi semua cabang
pemerintahan dan hal-hal yang berkaitan dengan publik.
Terdapat hubungan interaktif antara administrasi negara dengan
lingkungan sosialnya. Di antara berbagai unsur lingkungan sosial, unsur budaya
merupakan unsur yang paling banyak mempengaruhi penampilan (performance)
administrasi negara.
B. Sejarah Pertumbuhan Administrasi
Negara
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa terdapat tali sejarah yang
merakit perkembangan administrasi negara. Apa yang dicapai dan diberikan oleh
administrasi negara sekarang, tidak lepas dari upaya-upaya yang tidak kenal
lelah yang telah dilakukan oleh para peletak dasar dan pembentuk administrasi
yang dahulu. Administrasi modern penuh dengan usaha untuk lebih menekan jabatan
publik agar mempersembahkan segala kegiatannya untuk mewujudkan kemak-muran dan
melayani kepentingan umum. Karena itu, administrasi negara tidak dipandang
sebagai administrasi “of the public”, tetapi sebaliknya adalah administrasi
“for the public”.
Ide ini sebenarnya bukanlah baru. Orientasi semacam ini telah
dicanangkan dengan jelas dalam ajaran Confusius dan dalam “Pidato Pemakaman”
Pericles, bahkan dalam kehidupan bangsa Mesir kuno. Bukti – bukti sejarah
dengan jelas membuktikan upaya-upaya yang sistematis, yang dikobarkan oleh
tokoh-tokoh seperti Cicero dan Casiodorus. Selama abad ke-16 – 18 tonggak
kemapanan admi-nistrasi negara Jerman dan Austria telah dipancangkan oleh kaum
Kameralis yang memandang administrasi sebagai teknologi. Administrasi negara
juga memperoleh perhatian penting di Amerika, terutama setelah negara ini
merdeka.
C. Pendekatan Administrasi Negara
Modern
Perkembangan evolusioner administrasi negara diuraikan melalui pendekatan
tradisional, pendekatan perilaku, pendekatan pembuatan keputusan (desisional)
dan pendekatan ekologis. Secara khusus, pendekatan tradisional mengungkapkan
tentang pengaruh ilmu politik, sebagai induk administrasi negara, pendekatan
rasional dalam administrasi dan pengaruh Gerakan Manajemen Ilmiah terhadap
perkembangan administrasi negara.
Karena administrasi mengandung berbagai macam disiplin, sehingga cara
pendekatan dan metodologi dalam administrasi juga beraneka ragam, maka
administrasi negara merupakan bidang kajian yang dinamis. Selanjutnya sukar
untuk secara khusus menerapkan satu-satunya pendekatan terbaik terhadap aspek
administrasi tertentu. Kiranya lebih bermanfaat untuk mempergunakan keempat
cara pendekatan tersebut sesuai dengan aksentuasi dari sesuatu gejala yang
diamati.
Pengaruh politik terhadap administrasi negara selalu besar, tidak
peduli kapan pun masanya. Hal ini disebabkan oleh adanya gejala di semua negara
yang menunjukkan bahwa setiap pemerintah disusun di atas tiga cabang
pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Hubungan terus menerus
administrasi dengan politik mencerminkan keberlanjutan hubungan antara lembaga
eksekutif dengan lembaga legislatif, sebagaimana dicerminkan dalam dua tahap
pemerintahan, yakni tahap politik dan tahap administrasi. Jika tahap pertama
merupakan tahap perumusan kebijakan, maka tahap kedua merupakan tahap
implementasi kebijakan yang telah ditetapkan dalam tahap pertama.
Administrasi negara mempunyai banyak definisi yang berbeda satu sama
lain, sesuai dengan cakupan dan pusat perhatian. Sekalipun demikian, jika
administrasi negara dibandingkan dengan organisasi sosial yang lain, maka
segera terungkap bahwa administrasi negara mempunyai hal-hal yang bersifat
khusus yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lainnya. Caiden (1982)
menunjukkan tujuh kekhususan administrasi negara, yaitu
E. Identifikasi
Administrasi Negara
1.
Identifikasi terhadap administrasi negara, menurut
pandapat Gerald E. Caiden,dapat ditempuh melalui lima cara berikut:
a. Identifikasi
administrasi pemerintahan.
b. Identifikasi
organisasi publik.
c. Identifikasi
orientasi sikap administrasi.
d. Identifikasi
proses yang bersifat khusus.
e. Identifikasi
aspek publik.
2.
Administrasi negara tidak bisa diidentifikasikan
hanya atas dasar salah satu dari ke empat indikator berikut : administrasi
pemerintahan, organisasi publik, sikap administrasi dan proses yang bersifat
khusus.
3.
Lima identifikasi mengandung unsur yang bersifat
umum, yakni : administrasi negara menunjukkan aktivitas komunal yang
diorganisasikan secara publik, dalam arahan politik, dan beroperasi berdasarkan
kaidah-kaidah publik.
F. Peranan
Administrasi Negara
Pentingnya studi administrasi Negara dikaitkan
dengan kenyataan bahwa kehidupan menjadi tak bermakna, kecuali dengan
kegiatan-kegiatan yang bersifat public. Segala hal yang berkenaan dengan
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat public telah dicakup dalam
pengertian administrasi Negara, khususnya dalam mengkaji kebijaksanaan publik.
Dalam proses pembangunan sebagai konsekuensi dari pandangan bahwa
administrasi Negara merupakan motor penggerak pembangunan, maka administrasi
Negara membantu untuk meningkatkan kemampuan administrasi. Artinya, di samping
memberikan ketrampilan dalam bidang prosedur, teknik, dan mekanik, studi
administrasi akan memberikan bekal ilmiah mengenai bagaimana mengorganisasikan
segala energi sosial dan melakukan evaluasi terhadap kegiatan.
Peranan administrasi Negara makin dibutuhkan dalam alam globalisasi
yang amat menekankan prinsip persainagn bebas. Secara politis, peranan
administrasi Negara adalah memelihara stabilitas Negara, baik dalam pengertian
keutuhan wilayah maupun keutuhan politik. Secara ekonomi, peranan administrasi
Negara adalah menjamin adanya kemampuan ekonomi nasional untuk menghadapi dan
mengatasi persaingan global
Krisis identitas yang dialami administrasi negara, menurut Henry
(1995:21), berkisar pada persoalan bagaimana administrasi negara memandang
dirinya sendiri dalam waktu-waktu silam. Secara rinci krisis identitas dimaksud
menunjukkan bahwa:
1.
Krisis identitas yang dihadapi administrasi negara
bertumpu pada tiadanya kesepakatan tentang administrasi negara sebagai ilmu
ataukah bukan.
a. mempunyai
paradigma teoritis;
b. mempunyai
teori-inti.
a. Dikhotomi
politik-administrasi (1900-1927);
b. Prinsip-prinsip
adiministrasi (1927-1937);
c. Administrasi
negara sebagai ilmu politik (1950-sampai sekarang);
d. Administrasi
negara sebagai ilmu administrasi (1956-1970);
e. Administrasi
negara sebagai administrasi negara (1970-sampai ekarang)
4.
Administrasi negara dapat dipandang sebagas studi
multidisipliner yang bersifat eklektis karena banyak konsep yang dipinjam dari
ilmu-ilmu lain.
H. Hubungan
Administrasi Negara dengan Ilmu-ilmu Lain
1.
Administrasi negara, sebagai salah satu cabang dari
ilmu sosial, kehidupannya berlangsung dalam suatu lingkungan sosial tertentu,
sehingga perwujudan aktivitasnya senantiasa berhubungan erat dengan berbagai
cabang ilmu sosial, khususnya dengan ilmu sejarah, antropologi budaya, ilmu
ekonomi, administrasi niaga, ilmu jiwa, sosiologi dan ilmu politik.
2.
Perspektif administrasi negara akan lebih gampang
diungkapkan dengan mempergunakan analisis sejarah dan antropologi budaya.
Penggunaan analisis antropologi budaya akan melengkapi analisis sejarah.
3.
Ilmu ekonomi menyumbangkan analisis biaya dan
manfaat, sedang administrasi niaga menyumbangkan konsep PPBS dan makna Gerakan
Manajemen Ilmiah kepada administrasi negara. Sementara ilmu jiwa membantu untuk
memahami individu dalam situasi administrasi.
4.
Sosiologi telah memberikan pambahasan yang mendalam
mengenai birokrasi dan kooptasi, yang merupakan hal-hal yang amat menonjol
dalam studi administrasi Negara
I. Hubungan
Administrasi Negara dengan Ilmu Politik
1.
Hubungan antara administrasi negara dan ilmu
politik telah berjalan lama, karena secara praktis tidak ada batas yang tegas
antara politik dan administrasi.
2.
Orientasi politik dalam studi administrasi negara
meletakkan administrasi negara sebagai satu elemen dalam proses pemerintahan.
Administrasi negara dipandang sebagai satu aspek dari proses politik dan
sebagai bagian dari sistem pemerintahan.
3.
Munculnya dikhotomi politik-administrasi sebenarnya
merupakan gerakan koreksi terhadap buruknya karakter pemerintah.
4.
Dalam perkembangannya, orientasi politik dalam
studi administrasi negara di kombinasikan dengan orientasi manajerial yang
dikenal dengan orientasi politik-manajerial, dan orientasi sosio-psikologis
yang dikenal dengan orientasi politik-sosio-psikologis
J. Masalah
Focus dan Locus dari Administrasi Negara
1.
Menurut Nicholas Henry, administrasi negara
mengenal lima paradigma berikut:
Paradigma 1 : Dikhotomi politik-administrasi (1900-1926).
Paradigma 1 : Dikhotomi politik-administrasi (1900-1926).
Paradigma 2 :
Prinsip – prinsip administrasi negara (1927-1937).
Paradigma 3 :
Administrasi negara sebagai ilmu politik (1950-1970)
Paradigma 4 :
Administrasi Negara sebagai ilmu administrasi (1956-970).
Paradigma 5 : Administrasi negara sebagai administrasi negara (1970–sampai sekarang).
Paradigma 5 : Administrasi negara sebagai administrasi negara (1970–sampai sekarang).
2.
Lima paradigma tersebut bersifat tumpang tindih
atau “overlaping”. Di mana “locus” (tempat = letak) dan “focus” (yang
diperhatikan) administrasi negara saling berganti .
3.
Paradigma 1 lebih mementingkan “locus”, paradigma 2
menonjolkan “focus”, paradigma 3 kembali lebih mementingkan “locus”, sedang
paradigma 4 mementingkan “focus”, dan paradigma 5 berusaha untuk mengaitkan
antara “focus” dan “locus” dari administrasi negara.
K. Masalah
Focus dan Locus dari Administrasi Negara
1.
Menurut pendapat Maurice Spiers
pendekatan-pendekatan dalam administrasi negara adalah pendekatan matematik,
sumber daya manusia dan sumber daya umum. Sedang menurut Robert Presthus adalah
pendekatan institusional, struktural, perilaku, dan pasca perilaku. Bagi Thomas
J. Davy pendekatan yang dimaksud terdiri dari manajerial, psikologis, politis,
dan sosiologis.
2.
Pendekatan proses administrasi memandang
administrasi sebagai satu proses kerja yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Pendekatan ini juga seringkali disebut dengan
pendekatan operasional.
3.
Pendekatan empiris hendak melakukan generalisasi
atas kasus-kasus yang telah terjadi secara sukses. Pendekatan ini seringkali
disebut juga sebagai pendekatan pengalaman.
4.
Pendekatan perilaku manusia memandang bahwa
pencapaian tujuan-tujuan organisasi tergantung pada penerapan prinsip-prinsip
psikologis. Pendekatan ini telah menampilkan aspek manusia sebagai elemen utama
administrasi.
5.
Pendekatan sistem sosial memandang administrasi
sebagai satu sistem sosial. Kesadaran akan berbagai keterbatasan organisasi dapat
menumbuhkan semangat kerjasama di antara anggota-anggota organisasi.
6.
Pendekatan matematik memandang model-model
matematik dapat diterapkan pada administrasi, dengan tujuan untuk melakukan
peramalan.
7.
Pendekatan teori keputusan memandang pembuatan keputusan
sebagai fungsi utama administrasi. Semula pendekatan ini hanya membahas dan
melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif dalam memilih tindakan yang
akan diambil, tetapi kemudian pendekatan ini juga mengkaji semua aktivitas
organisasi.
L. Organisasi
1.
Ada dua pengertian yang seringkali dipergunakan
untuk maksud yang sama, yakni pengertian organisasi dan pengertian institusi.
Keduanya sebenarnya berbeda, Organisasi lebih menunjukkan ikatan-ikatan
struktural, sedang institusi lebih menampilkan ikatan-ikatan normatif sosial.
2.
Bertitik tolak dari kesadaran akan arti pentingnya
organisasi dalam kehidupan sosial, berkembang berbagai macam teori organisasi.
Teori-teori organisasi ini dapat dibagi dalam tiga kelompok teori berikut:
model tertutup, model terbuka, dan model sintesis.
3.
Bentuk organisasi yang paling banyak dijumpai
adalah organisasi lini dan staf. Dalam organisasi yang demikian, anggota
organisasi terbagi dua: yang berkaitan dengan implementasi organisasi disebut
unit lini, dan mereka yang mempunyai aktivitas untuk memberikan nasihat kepada
pimpinan disebut unit staf.
4.
Koordinasi dapat dipandang sebagai konsekuensi dari
adanya pembagian tugas atau spesialisasi. Koordinasi merupakan kegiatan yang
dimaksudkan untuk menyatupadukan semua aktivitas organisasi menuju titik yang
sama. Sedangkan fungsi pengawasan dilakukan untuk membuat kegiatan yang
dilakukan satuan kerja atau unit-unit organisasi berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat dicegah kegiatan-kegiatan yang
menyimpang dari rencana.
M. Dasar-dasar Manajemen
Perkembangan teori manajemen, menurut pendapat
Leonard J. Kazmier, dapat dibagi dalam empat periode yakni:
N. Fungsi-Fungsi
dalam Administrasi Negara
1.
Yang mengembangkan tujuh prinsip POSDCoRB adalah
Luther H. Gullick. POSDCoRB adalah akronim dari “planning, organizing,
staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting”. Menurut Gullick ketujuh
aktivitas inilah yang pada umumnya dijalankan oleh manajer pada semua
organisasi.
2.
Perencanaan adalah kegiatan-kegiatan yang berkenaan
dengan penyusunan garis-garis besar yang memuat sesuatu yang harus dikerjakan,
dan metode-metode untuk melaksanakannya dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Henry Fayol telah menunjukkan adanya 8 kriteria bagi suatu rencana
yang baik. Dalam pemerintahan, dikenal tiga macam perencanaan, yakni:
perencanaan jangka panjang, menengah, dan pendek.
3.
Yang dimaksudkan dengan pengorganisasian adalah
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan penyusunan struktur yang dirancang
untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Pengorganisasian
sebenarnya merupakan proses mengorganisasikan orang-orang untuk melaksanakan
tugas pokoknya. Karena itu, dalam administrasi negara masalah organisasi dan
personalia merupakan dua faktor utama.
4.
Yang dimaksudkan dengan penyediaan staf
adalah.pengarahan dan latihan sekelompok orang yang mengerjakan sesuatu tugas,
dan memelihara kondisi kerja yang menyenangkan. Dalam upaya mengembangkan staff
metode yang dapat dipergunakan, antara lain: latihan jabatan, penugasan khusus,
simulasi, permainan peranan, satuan tugas penelitian, pengembangan diri dan
seterusnya. Sementara itu ada tiga tipe program pengembangan staf yang terdiri
dari: “presupervisory programs”, “middle management programs” dan “executive
development programs”.
5.
Yang dimaksudkan dengan pengarahan adalah pembuatan
keputusan-keputusan dan menyatukan mereka dalam aturan yang bersifat khusus dan
umum. Fungsi pengarahan melibatkan pembimbingan dan supervisi terhadap
usaha-usaha bawahan dalam rangka pencapalan sasaran-sasaran organisasi. Dalam
kaitannya dengan fungal ini, ilmu-ilmu perilaku telah memberikan sumbangan
besar dalam bidang-bidang motivasi dan komunikasi.
6.
Yang dimaksudkan dengan pengkoordinasian adalah
kegiatan-kegiatan untuk mempertalikan berbagai bagian-bagian pekerjaan dalam
sesuatu organisasi. Mengenai koordinasi ada beda pandang antara beberapa sarjana.
Di satu pihak ada yang memandangnya sebagai fungsi manajemen. Sedang pihak yang
lain, menganggapnya sebagai tujuan manajemen. Dalam pandangan yang kedua,
keberhasilan koordinasi sepenuhnya tergantung pada keberhasilan atau
efektivitas dart fungsi-fungsi perercanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan.
7.
Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang
berkaitan dengan pemberian informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan
dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat
vertikal, tetapi dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat
dalam kaitannya dengan konsep sistem informasi manajemen, yang merupakan hal
penting dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
8.
Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan
pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal dan akutansi. Sesuatu
anggaran, baik APBN maupun APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai satu
pernyataan fiskal dan kedua sebagai suatu mekanisme. Allen Schick mengungkapkan
adanya tiga tujuan anggaran: pengawasan, manajemen, dan perencanaan. Sedangkan
fungsi anggaran berdasarkan perjalankan historisnya terdiri dari empat macam
yaitu: fungsi kontrol, fungsi manajemen, fungsi perencanaan, dan fungsi
evaluasi.
O. Birokrasi
1.
Birokrasi harus dicerna sebagai satu fenomena
sosiologis. Dan birokrasi sebaiknya dipandang sebagai buah dari proses
rasionalisasi.
2.
Konotasi atau anggapan negatif terhadap birokrasi
sebenarnya tidak mencerminkan birokrasi dalam sosoknya yang utuh. Birokrasi
adalah salah satu bentuk dari organisasi, yang diangkat atas dasar alasan
keunggulan teknis, di mana organisasi tersebut memerlukan koordinasi yang
ketat, karena melibatkan begitu banyak orang dengan keahlian-keahlian yang
sangat bercorak ragam.
3.
Ada tiga kecenderungan dalam merumuskan atau
mendefinisikan birokrasi, yakni: pendekatan struktural, pendekatan behavioral
(perilaku) dan pende-katan pencapaian tujuan.
Tipe Ideal
Birokrasi dari Max Weber
1.
Apa yang telah dikerjakan oleh Max Weber adalah
melakukan konseptualisasi sejarah dan menyajikan teori-teori umum dalam bidang
sosiologi. Di antaranya yang paling menonjol adalah teorinya mengenai
birokrasi.
2.
Cacat-cacat yang seringkali diungkapkan sebenarnya
lebih tepat dicerna sebagai disfungsi birokrasi. Dan lebih jauh lagi, birokrasi
itu sendiri merupakan kebutuhan pokok peradaban modern. Masyarakat modern
membutuhkan satu bentuk organisasi birokratik. Pembahasan mengenai birokrasi
mempunyai kemiripan dengan apa yang diamati oleh teori organisasi klasik.
3.
Dalam membahas mengenai otorita. Weber mengajukan 3
tipe idealnya yang terdiri dari: otorita tradisional, kharismatik dan legal
rasional. Otorita tradisional mendasarkan diri pada pola pengawasan di mana
legimitasi diletakkan pada loyalitas bawahan kepada atasan. Sedang otorita
kharismatik menunjukkan legimitasi yang didasarkan atas sifat-sifat pribadi
yang luar biasa. Adapun otorita legal rasional kepatuhan bawahan di dasarkan
atas legalitas formal dan dalam yurisdiksi resmi.
4.
Kelemahan dari teori Weber terletak pada keengganan
untuk mengakui adanya konflik di antara otorita yang disusun secara hirarkis
dan sulit menghubungkan proses birokratisasi dengan modernisasi yang
berlangsung di negara-negara sedang berkembang.
5.
Tipologi yang diajukan oleh Weber, selanjutnya
dikembangkan oleh para sarjana lain, seperti oleh Fritz Morztein Marx, Eugene
Litwak dan Textor dan Banks.
Karakteristik
Birokrasi
1.
Menurut Dennis H. Wrong ciri struktural utama dari
birokrasi adalah: pembagian tugas, hirarki otorita, peraturan dan ketentuan
yang terperinci dan hubungan impersonal di antara para pekerja.
2.
Karakteristik birokrasi menurut Max Weber terdiri
dari: terdapat prinsip dan yurisdiksi yang resmi, terdapat prinsip hirarki dan
tingkat otorita, manajemen berdasarkan dokumen-dokumen tertulis, terdapat
spesialisasi, ada tuntutan terhadap kapasitas kerja yang penuh dan berlakunya
aturan-aturan umum mengenal manajemen.
3.
Ada dua pandangan dalam merumuskan birokrasi.
Pertama, memandang birokrasi sebagai alat atau mekanisme. Kedua, memandang
birokrasi sebagai instrumen kekusaan.
Pentingnya
Birokrasi
1.
Teori yang lama memandang birokrasi sebagai
instrumen politik. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, teori tersebut
ditolak, dengan menyatakan pentingnya peranan birokrasi dalam seluruh tahapan
atau proses kebijakan publik.
2.
Menurut Robert Presthus, pentingnya birokrasi
diungkapkan dalam peranan-nya sebagai “delegated legislation”, “initiating
policy” dan”internal drive for power, security and loyalty”.
3.
Dalam membahas birokrasi ada tiga pertanyaan pokok
yang harus diperhati-kan, (1) bagaimana para birokrat dipilih, (2) apakah
peranan birokrat dalam pembuatan keputusan, dan (3) bagaimana para birokrat
diperintah. Dalam hubungannya dengan pertanyaan kedua, hal pertama yang perlu
disadari adalah ada perbedaan antara proses pembuatan keputusan yang aktual
dengan yang formal. Dalam kenyataan birokrat merupakan bagian dari para pembuat
keputusan.
4.
Pentingnya peranan birokrasi amat menonjol dalam
negara-negara sedang berkembang di mana mereka semuanya telah memberikan
prioritas kegia-tannya pada penyelenggaraan pembangunan nasional. Di
negara-negara ini
Kelemahan dan
Problema dalam Birokrasi
a. penetapan
standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional
b. terlalu
menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hirarki
c. kecenderungan
birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi
d. berlakunya
pita merah dalam kehidupan organisasi
2.
Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam birokrasi
sebenarnya tidak berarti bahwa birokrasi adalah satu bentuk organisasi yang
negatif, tetapi seperti dikemukakan oleh K. Merton lebih merupakan
“bureaucratic dysfunction” dengan ciri utamanya “trained incapacity”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar