I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal
dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha
manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan
manusia dalam kehidupan dan meletakan pendidikan sebagai objek perkembangan
dimasa mendatang. Pendidikan tidak saja berlangsung ketika seseorang sudah
beranjak pada usia remaja, dewasa dan orang tua, namun juga dibutuhkan oleh
manusia dimulai dari masa kelahiran. Sejak melantunkan suara tangis pertama
manusia tersebut telah mengalami pembelajaran, seperti, ia telah mengenal rasa
melalui air susu ibunya, mengenal indahnya birama, dan sebagainya.
Anak-anak Indonesia tidak hanya mengenal pendidikan
saat masuk Sekolah Dasar, tetapi telah lebih dulu dibina pada pendidikan
prasekolah seperti PAUD. Sebagaimana tertulis pada UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 dalam Kemendikbud, (2012:2) yang menjelaskan
bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan melalui 3 jalur yaitu:
Pertama, jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul
Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat; Kedua, jalur pendidikan non formal
dan formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau
bentuk lain yang sederajat dan ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan PAUD
berfungsi membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini
secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan
tahap perkembangannya.
Pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam
setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan pandangan hidup yang dianut oleh
masing-masing bangsa atau masyarakat dan bahkan individu menyebabkan perbedaan
penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut. Dengan demikian selain bersifat
universal pendidikan juga bersifat nasional. Sifat nasionalnya akan mewarnai
penyelenggaraan pendidikan pada suatu wilayah. Life long education, kalimat yang sering kita kenal sejak dulu
sampai sekarang, yang artinya "Pendidikan sepanjang hayat", dalam
ajaran agamapun juga disebutkan “Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke
liang lahat". Semua itu menjelaskan bahwa pendidikan telah menjadi
kebutuhan pokok bagi manusia.
Pentingnya pendidikan tidak hanya disiarkan melalui
kalimat dan selogan semata, namun perlu langkah nyata dan sistim dalam perkembangan
kehidupan. Kebijakan-kebijakan dalam sistem pendidikan harus memenuhi unsur
aktualisasi dan berdaya guna. Konsep pendidikan sepanjang hayat menjadi panduan
dalam meninggikan harkat dan martabat manusia. Anak-anak bangsa ini tidak boleh
tertinggal dengan bangsa lainnya di dunia, tidak ada anak-anak yang tidak
bersekolah. Oleh karena itu, pendidikan sejak dini harus ditanamkan kepada
mereka.
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang
cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang
cerdas dan kuat dalam melaksanakan pembangunan dimasa mendatang. Pendidikan
yang diberikan merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
fisik, kecerdasan, sosioemosional, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Karena pada waktu manusia lahir,
kelengkapan organisasi otak yang memuat milyaran sel otak siap dikembangkan
serta diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi.
Para ahli menyebut usia dini sebagai usia emas atau golden age.
Benjamin dalam Kemendikbud, (2012:1) mengungkan
bahwa “pada usia 4 tahun 50% dari kapabilitas kecerdasan seorang anak telah
terbentuk, pada usia 8 tahun telah mencapai 80% dan pada usia 18 tahun
intelenjensi dewasa seorang anak telah komplit terbentuk”.
Agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan
selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi: "Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab". Salah satu jalur terselenggaranya pendidikan untuk anak usia dini
adalah jalur pendidikan non formal dan formal. Pendidikan pada jalur non formal
dan formal adalah pendidikan yang melaksanakan program pembelajaran secara
fleksibel sebagai upaya pembinaan dan pengembangan anak sejak lahir sampai
berusia 6 tahun yang dilaksanakan melalui taman penitipan anak, kelompok bermain
dan bentuk lain yang sederajat.
Penyelenggaraan pendidikan secara non formal atau
formal memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah memberikan kesempatan
kepada anak-anak untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta
mengembangkan bakat-bakatnya secara optimal. Selain itu juga memberikan
bimbingan yang seksama agar anak-anak memiliki sifat-sifat, nilai-nilai dan
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, sehingga mereka dapat berintegrasi
dengan lingkungannya.
Demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang
dapat dimulai sejak usia dini tersebut perlu diprogram sistem untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia bagi anak usia dini, khususnya pada kelompok bermain,
dengan cara yang tepat dan sesuai dengan perkembangan anak. Namun, faktor
ekonomi adalah salah satu yang menjadi penyebab terhambatnya pendidikan.
Pendidikan yang murah merupakan salah satu cara agar pendidikan usia dini dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan pemikiran dan pernyataan tersebut di
atas, penulis memandang bahwa program sistematika pengelolaan pendidikan usia
dini merupakan hal penting dalam mempersiapkan anak ke jenjang pendidikan
berikutnya. Berangkat dari pemikiran inilah penulis ingin mengetahui lebih jauh
tentang "Sistematika Pengelolaan Pendidikan Usia Dini". Karena pendidikan
usia dini tersebut adalah salah satu pendidikan non formal dan formal yang
sekarang sedang diminati oleh orang tua demi perkembangan kemampuan anak
mereka.
Kualitas pendidikan anak usia dini dipengaruhi banyak faktor, diantaranya
eksitensi anak itu sendiri, orangtua, lingkungan, kualitas perlakuan dan
layanan. Layanan atau program pembelajaran yang bermutu dan dianggap dapat
mengantarkan anak-anak usia dini berkembang sesuai harapan adalah layanan yang
secara terus-menerus dievaluasi dan ditindaklanjuti secara tepat.
Djemari Mardapi dalam Suyatman (2003:8) bahwa: usaha peningkatan kualitas
pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan
kualitas sistem penilaian. Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang
baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Selanjutnya sistem penilaian
yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan
emotivasi anak untuk belajar yang lebih baik. Dengan demikian salah satu faktor
yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan anak usia dini adalah proses
layanan atau pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu faktor penting
untuk efektivitasnya adalah faktor evaluasi baik terhadap proses maupun evaluasinya. Dalam
layanan pembelajaran anak usia dini dibutuhkan pendidik yang tidak hanya mampu melayani
anak dengan baik tetapi juga mampu melakukan evaluasi dengan baik. Dengan
demikian antara kegiatan layanan terhadap anak akan sejalan dengan memahami
tindakan secara menyeleruh dan terpadu.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul dari tulisan ini adalah “Sistematika
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD pada jenjang pendidikan non
formal dan formal di Lingkungan UPT Dinas Pendidikan Koto XI Tarusan”.
B. Permasalahan
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah, maka rumusan yang akan menjadi fokus pembahasan
pada penulisan ini adalah bagaimana Sistematika Penyelenggaraan
Pendidikan Anak Usia Dini PAUD pada jenjang pendidikan non formal dan formal di
Lingkungan UPT Dinas Pendidikan Koto XI
Tarusan?
C. Tujuan
Berdasarkan
pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah: Untuk
mengetahui Sistematika Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD pada jenjang
pendidikan non formal dan formal di Lingkungan UPT Dinas Pendidikan Koto XI Tarusan.
D. Strategi Pemecahan Masalah
Strategi pemecahan masalah dalam penulisan ini diantaranya: Analisis
masalah, bertujuan mendapat gambaran lengkap dari hal yang diketahui dan dari
apa yang direncanakan. Mengumpulkan informasi, tahap ini bertujuan untuk mengubah
masalah yang diberikan menjadi masalah baku, artinya masalah yang
penyelesaiannya secara prinsip telah diketahui dan ditentukan informasi untuk
pemecahannya. Penyelesaian, tahap ini bertujuan untuk memecahkan masalah sesuai
dengan informasi. Penilaian; tujuan dari tahap penilaian ini adalah untuk
memeriksa dan menelaah kembali yang telah dikerjakan dengan baik dan tuntas.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin dibuat siswa dengan mudah dapat diperbaiki
(Elliott dalamRochiati, 2008:100)
II. PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Menurut UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas, yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan yang dilaksanakan merupakan proses sepanjang hayat, di mana proses
pendidikan harus dilakukan secara terus menerus dari usia 0 tahun sampai
manusia itu meninggalkan dunia.
Karena pendidikan harus dilakukan di semua usia, maka pemikiran-pemikiran
terhadap pendidikan harus mencakup semua golongan usia tersebut. Begitu pula
dengan berbagai pemikiran dan kebijakan terhadap PAUD, harus merunut pada
kebutuhan anak usia dini dalam proses perkembangannya. Berikut adalah beberapa
landasan pendidikan anak usia dini berdasarkan aspek-aspek yang dikembangkan
dalam PAUD.
Anak usia dini, yakni anak dengan usia pra-sekolah (0-6 tahun) berdasarkan
berbagai penelitian merupakan masa keemasan manusia (golden age), di mana kecerdasan manusia ditentukan pada masa-masa
ini (Hariwijaya, 2007:32). Dengan adanya pendidikan anak usia dini diharapkan
anak dapat tumbuh dengan segala potensinya, sehingga ia mampu membangun
dirinya, lingkungan dan bangsanya.
Berikut adalah beberapa pemikiran para ahli pendidikan anak terhadap proses
pendidikan anak usia dini.
a. Pandangan Pestalozzi
Menurutnya, anak dilahirkan dalam keadaan bersih. Perkembangan manusia
terjadi dalam desain alam dan terbentuk oleh kekuatan-kekuatan luar. Lebih
lanjut, ia berpendapat bahwa keberhasilan belajar dalam satu tahap perkembangan
merupakan kunci dalam mencapai keberhasilan belajar di tahap berikutnya. Oleh
karena itu, ia berkesimpulan bahwa pendidikan anak merupakan hal penting yang
berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa depannya.
b. Pandangan Froebel
Froebel mewujudkan ide-idenya dalam pendidikan anak dengan mendirikan
lembaga pendidikan Froebel. Ia lebih menfokuskan pada konsep pendidikan anak
sebagai alat reformasi sosial. Ia menyiapkan program pendidikan pra-sekolah
sebagai sarana untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang lebih baik di
masa depan. Anak dilahirkan dengan pembawaan yang baik, sehingga tugas lembaga
pendidikan untuk mengarahkan anak pada kehidupan masa depan yang lebih baik,
dengan mendorong kemampuan untuk mencipta dan berkreasi.
c. Pandangan Montesori
Menurutnya, pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk membantu
perkembangan anak secara menyeluruh. Anak dalam proses perkembangannya
merupakan kutub yang berbeda dengan orang dewasa, namun saling mempengaruhi.
Kualitas pengalaman anak di usia dini sangat mempengaruhi kehidupannya di masa
dewasa.
d. Pandangan Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan dan bapak pendidikan Indonesia.
Pandangannya terhadap anak sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai ketimuran dan
pendidikan barat yang dia lalui. Menurutnya, anak lahir dalam kodrat dan
pembawaannya masing-masing. Kodrat anak bisa baik dan juga buruk.
2. Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam
perkembangan dewasa ini, pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan
yang diarahkan pada upaya pembelajaran yang sesuai dengan usia anak dan mampu
menggali potensi anak, sehingga dapat menjadi bekal dalam kehidupannya di masa
depan.
a. Pengertian
Banyak batasan yang diberikan
terhadap program PAUD, namun dalam hal ini UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan anak usia sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dalam hal ini Hariwijaya
(2007:14), mengemukakan bahwa PAUD dapat diartikan sebagai salah satu bentuk
jalur pendidikan dari usia 0-6 tahun, yang diselenggarakan secara terpadu dalam
satu program pembelajaran agar anak dapat mengembangkan segala guna dan
kreativitasnya sesuai dengan karakteristik perkembangannya.
b. Tujuan
Dari beberapa pengertian di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini adalah:
a.
Merangsang dan
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
b.
Mengembangkan
segala potensi dan kreativitas anak sesuai dengan karakteristik perkembangannya
agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3. Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam mengembangkan pendidikan
anak usia dini terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Berorientasi pada kebutuhan Anak (Children
Oriented)
Kegiatan pembelajaran harus berpusat kepada kebutuhan anak melalui
upaya-upaya pendidikan dalam mencapai perkembangan fisik dan fsikis yang
optimal.
b. Merangsang kreativitas dan Potensi Anak
Kegiatan PAUD harus mampu
merangsang potensi dan kreativitas anak sehingga anak mempunyai kemampuan dalam
menjalani kehidupannya di masa depan.
c.
Belajar melalui
Bermain
Kegiatan bermain merupakan sarana
belajar bagi anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi,
menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan terhadap sesuatu yang
dipelajarinya.
d.
Menciptakan
Lingkungan yang Kondusif
Dalam hal ini, pendidikan di usia
dini memerlukan pengkondisian lingkungan yang mendorong munculnya kreativitas
anak. Lingkungan harus diciptakan agar lebih menyenangkan dan memberi
kenyamanan belajar anak.
e.
Pembelajaran
Terpadu
Proses pembelajaran pada anak
usia dini harus memadukan berbagai aspek pembelajaran, yakni dengan penggunaan
tema yang menarik dan dapat mengembangkan minat siswa dan bersifat kontekstual.
f.
Dilaksanakan
secara Bertahap, Berulang-ulang dan Terus Menerus
Kegiatan pembelajaran harus
dilakukan secara bertahap, di mulai dengan konsep yang sederhana dan sesuai
dengan lingkungan yang dikenal anak. Juga harus dilaksanakan berulang-ulang dan
terus menerus sehingga apa yang dipelajari dapat menjadi bagian dari kehidupan
anak.
g.
Mengembangkan
Berbagai Kecakapan Hidup (Life Skills)
Memberikan berbagai kecakapan
hidupa dapat melalui proses pembiasaan, hal tersebut bertujuan agar anak mampu
mandiri, disiplin, menolong dirinya sendiri dan bertanggung jawab.
h.
Menggunakan
berbagai Media Edukatif dan Sumber Belajar
Diutamakan menggunakan media dan
sumber pembelajaran yang berasal dari lingkungan alam di sekitar anak. Dalam
hal ini kreativitas dan inovasi guru diperlukan dalam merancang dan membuat
media dan sumber belajar tersebut.
B. Analisis Teori dan Pengalaman Lapangan
Komponen Program PAUD
Berbagai komponen program PAUD
telah dikembangkan dengan tujuan agar pengembangan PAUD dapat dilakukan dengan
terstuktur dan terprogram secara baik sehingga tujuan PAUD sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dapat tercapai.
1. Standar Kompetensi Anak usia Dini
Pendidikan anak usia dini dalam
pengembangan aspek-aspek pembelajarannya harus mengacu pada standar kompetensi
anak usia dini sebagai berikut.
a.
Moral dan
nilai-nilai agama
Secara umum, nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan adalah perilaku
positif, kemandirian, disiplin, kejujuran dan perilaku lainnya. Selain itu Anak
dididik melalui proses pembiasaan ajaran-ajaran dan ibadah sesuai agamanya
masing-masing.
b.
Sosial dan
Emosional
Anak dididik untuk dapat mengembangkan kemampuan sosial melalui proses
sosialisasi. Melalui aspek ini anak dibekali dengan kemamuan memecahkan
masalah-masalah sosial yang dihadapinya, tentunya melalui proses pembiasaan
yang dilakukan secara terus menerus.
c.
Fisik/motorik
Dalam hal ini pendidik harus mampu merangsang perkembangan fisik dan
motorik anak sesuai dengan usia perkembangannya. Hal itu dapat dilakukan dengan
berbagai permainan-permainan edukatif.
d.
Bahasa
Dalam aspek ini, anak didorong untuk menguasai kemampuan berkomunikasi
sesuai dengan masa perkembangannya. Kemampuan berbahasa dilihat dari usia
perkembangan anak dapat dibagi menjadi 2 periode, yaitu:
1)
periode
prelinguistik (0-1 tahun) dan
2)
periode
linguistik (1-5 tahun).
e.
Kognitif
Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi
perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu periode
sensorimotorik (usia 0-2 tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode
operasional konkrit (7-11 tahun) dan periode operasional formal (usia 11 sampai
dewasa).
f.
Seni
Kemampuan di bidang seni dapat dikembangkan dalam musik, seni tari, seni
gambar dan keterampilan lainnya.
2. Kurikulum PAUD
Dalam hal ini, secara operasional
kurikulum PAUD dalam tulisan adalah berbagai aspek yang berhubungan dengan
kegiatan yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran anak usia dini.
Termasuk dalam pembahasannya adalah prinsip-prinsip dasar pengembangan
kurikulum PAUD, komponen kurikulum, penilaian dan satuan pendidikan anak usia
dini.
a.
Prinsip-prinsip
Dasar pengembangan kurikulum PAUD
Dalam hal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, menetapkan beberapa prinsip
pengembangan kurikulum PAUD, yang meliputi: 1) bersifat komprehensif, 2)
didasarkan pada perkembangan secara bertahap, 3) melibatkan orang tua, 4)
melayani kebutuhan anak, 5) merefleksikan kebutuhan dan nilai-nilai yang dalam
masyarakat, 6) mengembangkan standar kompetensi anak, 7) mewadahi layanan anak
berkebutuhan khusus, 8) menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat, 9)
memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak, 10) menjabarkan prosedur
pengelolaan lembaga, 11) manajemen sumber daya manusia, dan 12) penyediaan
sarana dan prasarana.
b.
Komponen
Kurikulum
1. Anak
Sasaran pendidikan anak usia dini adalah anak yang berada di rentang usia
0-6 tahun.
2. Pendidik
Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi
akademik Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di bidang pendidikan usia
dini, psikologi atau lainnya; dan memiliki sertifikat profesi guru PAUD. Adapun
rasio guru dengan anak didik dalam PAUD adalah:
1) Usia 0-1 tahun rasio 1 : 3 anak,
2) Usia 1-3 tahun dengan rasio 1 : 6 anak,
3) Usia 3-4 tahun dengan rasio 1 : 8 tahun, dan
4) Usia 4-6 tahun dengan rasio 1 : 10-12 anak.
3. Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain dan pembiasaan yang
direncanakan dan persiapkan pendidik meliputi materi dan proses pembelajaran
itu sendiri. Materi pembelajaran bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok
usia, yaitu:
a. Materi Pembelajaran Untuk Anak
usia 0-3 tahun, mencakup:
1) Pengenalan diri
sendiri (perkembangan konsep diri)
2) Pengenalan
perasaan (perkembangan emosi)
3) Pengenalan
tentang orang lain (perkembangan sosial)
4) Pengenalan
berbagai gerak (Perkembangan fisik)
5) Mengembangkan
komunikasi (perkembangan bahasa)
6) Keterampilan
berfikir (perkembangan kognitif)
b. Materi Pembelajaran untuk anak
usia 3-6 tahun, mencakup:
1)
Keaksaraan,
yaitu meliputi pengenalan terhadap kosakata dan bahasa, kesadaran phonologi,
percakapan, memahami buku, dan teks lainnya.
2)
Konsep
matematika, mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geomteri
dan konsep matematika lainnya.
3)
Pengetahuan
alam, yang mencakup pengenalan terhadap objek fisik, kehidupan, bumi dan
lingkungan.
4)
Pengetahuan
sosial, meliputi kehidupan orang banyak, bekerja, interaksi sosial, lingkungan
rumah dan keluarga, dan lainnya.
5)
Seni, mencakup
kegiatan menari, menyanyi, bermain peran, bermain musik, menggambar dan
melukis.
6)
Teknologi,
dengan mengenalkan alat-alat dan penggunaan operasi dasar dan kesadaran
teknologi. Alat-alat yang dikenalkan di mulai dari alat-alat yang ada rumah,
seklah, dan lingkungan tempat anak tinggal.
7)
Ketarampilan
proses, mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen; pemecahan masalah;
koneksi, pengorganisasian, komunikasi dan informasi yang mewakilinya.
4. Penilaian (Assesmen)
Assesmen merupakan proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar dan
perkembangan anak. Kegiatan ini meliputi observasi, konferensi dengan guru
lain, survey, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak dan unjuk kerja.
Kesemua bentuk penilaian tersebut dapat disusun dalam bentuk portofolio.
5. Pengelolaan
Pembelajaran
Dalam mengelola pembelajaran, PAUD harus memperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut:
1)
Keterlibatan
anak, dalam hal ini prinsip pembelajaran harus berpusat kepada aktivitas
belajar anak.
2)
Layanan
program, yang disesuaikan dengan satuan pendidikan masing-masing, yakni:
a)
Taman Penitipan
Anak, dilaksanakan 3-5 hari dengan layanan minimal 6 jam atau dalam satu tahun
144-160 hari atau 32-34 minggu.
b)
Kelompok
Bermain (KB) dilaksanakan setiap hari atau minimal 3 kali seminggu dengan
jumlah jam minimal 3 jam atau dalam satu tahun 144 hari atau 32-34 minggu.
c)
Satuan PAUD
sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali dengan jam layanan 2 jam. Kekuaran jam
layanan pada SPS dilengkapi dengan program pengasuhan yang dilakukan orang tua
sehingga jumlah layanan keseluruhan setara dengan 144 hari dalam satu tahun.
d)
Taman
Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 6 hari seminggu dengan jumlah layanan minimal 2,5 jam. Dalam satu tahuan 160
hari layanan atau 34 minggu.
6. Melibatkan
peran serta masyarakat
3. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
Satuan pendidikan anak usia dini
dalam kerangka pendidikan jalur formal dan informal meliputi:
a.
Taman
Kanak-Kanak, yaitu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4-6
tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok A untuk anak usia 4-5
tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.
b.
Kelompok bermain merupakan satu bentuk PAUD pada jalur non formal yang
menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak
usia 2-4 tahun dan anak usia 4-6 tahun yang tidak dapat dilayani TK (setelah
melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak berwenang).
c.
Taman
Pendidikan Anak adalah layanan yang dilakasanakan oleh pemerintah dan
masyarakat bagi anak usia 0-6 tahun yang orang tuanya bekerja.
d.
Satuan PAUD
sejenis (SPS) adalah layanan minimal merupakan layanan minimal yang hanya
dilakukan 1-2 kali /minggu atau merupakan layanan PAUD yang dintegrasikan
dengan program layanan lainnya. Peserta program PAUD sejenis adalah anak usia
2-4 tahun.
C. Alternatif Pengembangan
Evaluasi
Hariwijaya (2007:122), evaluasi
adalah suatu analisis yang sistematis dan bekesinambungan untuk melihat
efektivitas program yang diberikan dan pengaruh program tersebut pada anak.
Dalam hal ini evaluasi mencakup evaluasi anak didik maupun evaluasi terhadap
program pembelajaran secara keseluruhan.
Kegiatan evaluasi perlu dilakukan
untuk melihat perkembangan potensi anak dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi
setidaknya diarahkan pada tiga aspek, yaitu: aspek kognitif (pengetahuan),
afektif (perilaku/sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Sehingga kegiatan
evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pendidikan anak usia dini, sebagaimana yang tercantum dalam PP No. 27 Tahun
1990 mengenai Pendidikan prasekolah, yaitu meletakan dasar ke arah perkembangan
sikap, pengetahuan dan keterampilan serta daya cipta yang diperlukan oleh anak
didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya.
a. Prinsip-prinsip Evaluasi PAUD
Berikut adalah beberapa prinsip
dalam kegiatan evaluasi pendidikan anak usia dini, antara lain:
a)
Menyangkut
semua aspek perkembangan, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
b)
Dilakukan
secara berkesinambungan dan terus menerus
c)
Mengarah pada
tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga dapat diketahui mana tujuan yang
tercapai mana tujuan yang kurang tercapai.
d)
Penilaian
dilakukan secara objektif dan tidak berat sebelah.
e)
Memberi makna
bagi anak. Penilaian dilakukan untuk memberi makna yang positif bagi anak,
tidak menghakimi tetapi mampu mendorong agar anak dapat berkembang lebih baik.
f)
Mendidik,
artinya penilaian dilakukan dalam koridor pendidikan dan berdampak positif bagi
perkembangan anak.
b. Tujuan Evaluasi PAUD
Tujuan dilaksanakan kegiatan
evaluasi PAUD antara lain adalah:
a)
Untuk memantau
perkembangan anak, baik perkembangan dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
b)
Untuk
mengetahui kesulitan belajar anak. Melalui kegiatan ini dapat diketahui dalam
aspek-aspek apa saja anak mengalami kesulitan belajar, sehingga dengan cepat
dapat diketahui cara penyelesaiannya.
c)
Untuk melakukan
penempatan, yaitu dengan mengetahui bakat, minat dan kemampuan anak. Hasil dari
penilaian itu, pendidik dapat menentukan dalam kelompok mana anak tersebut
ditempatkan.
d)
Sebagai
pertanggungjawaban pendidik, baik pertanggungjawaban terhadap profesi pendidik
maupun kepada orang tua anak.
c. Teknik Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini
Terdapat beberapa teknik evaluasi
pembelajaran anak usia dini, di antaranya adalah:
a)
Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang penilaiannya berdasarkan
pengamatan langsung maupun tidak langsung pendidik terhadap sikap dan perilaku
anak dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, terdapat beberapa prinsip dasar
teknik observasi, yaitu:
1.
Observasi harus
dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.
Harus
direncanakan terlebih dahulu secara sistematis
3.
Hasil observasi
dicatat dan dipilih sesuai tujuan pembelajaran
4.
Data observasi
harus valid, realibel, dan teliti.
5.
Observasi harus
dapat dikuantifikasikan.
b.
Catatan Anekdot
Catatan anekdot adalah kumpulan catatan mengenai sikap dan perilaku anak
dalam situasi tertentu di dalam maupun di luar kelas, baik yang bersifat
positif maupun negatif. Jenis evaluasi ini biasanya digunakan untuk menilai
hal-hal yang sifatnya non-akademis dan didasari oleh latar belakang informasi
tertentu yang telah diketahui oleh pendidik.
Kegunaan catatan enekdot adalah:
1.
Mengetahui
bahwa anak merupakan individu
2.
Mengetahui
sebab suatu tingkah laku yang ditunjuk oleh anak
3.
Mengembangkan
cara menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi anak dalam
kegiatan belajarnya.
c.
Waktu Evaluasi
Dalam pembelajaran anak usia
dini, kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan sewaktu-waktu selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil evaluasi tersebut
biasanya diberikan saat pembelajaran semester berakhir. Dalam hal ini, pendidik
tidak harus membuat kegiatan tes atau ujian tersendiri, evaluasi selama
kegiatan pembelajaran merupakan hal yang dianjurkan agar pendidik mampu
mengikuti perkembangan anak dan mampu membedakan tahap-tahap perkembangan anak
yang satu dengan yang lainnya.
Beberapa hal yang harus
diperhatikan pendidik dalam melaksanakan evaluasi adalah sebagai berikut.
1)
Segala sesuatu
yang berhubungan dengan kegiatan penilaian harus sudah dipersiapkan sejak awal,
seperti lembar observasi, hasil karya anak, bahan penugasan, dan sebagainya.
2)
Menciptakan
situasi yang nyaman bagi anak, sehingga anak tidak mengetahui bahwa ia sedang
dinilai agar hasil penilaian benar-benar objektif.
3)
Penilaian harus
bersifat adil dan tidak pilih kasih dalam menilai.
4)
Pencatatan dan
pengolahan data harus dilakukan secara teliti, cermat dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Sebagaimana
tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, landasan
filosofis berupa berbagai pemikiran ahli terhadap proses perkembangan dan
pembelajaran anak usia dini, dan landasan pengetahuan yang berasal dari
berbagai penelitian tentang anak.
- Hakekat dari program pendidikan anak usia dini adalah bahwa anak usia dini merupakan usia emas dalam perkembangan intelektual dan moralnya, sehingga pendidikan di usia ini harus diarahkan pada upaya menggali dan merangsang potensi dan kreativitasnya secara optimal.
- Komponen pendidikan anak usia dini, meliputi standar kompetensi anak usia dini, kurikulum dan penilaian.
B. Rekomendasi
1.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan
Provinsi Sumatera Barat
2.
Kepala UPT Dinas Pendidikan Koto Xi Tarusan Kabupaten
Pesisir Selatan
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan
Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2012. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Kelompok Bermain Peran. Jakarta
Direktorat Pembinaan
Pendidikan Anak Usia Dini, 2012. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman
Kanak-kanak. Jakarta
Hariwijaya.
2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung
Rochiati,
2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan kinerja guru dan
dosen. PT. Remaja Rosdakarya:Bandung
Solehuddin,
1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.
Suyatman.
2008. Pengembangan Kecerdasan Spritial, emosional dan Intelektual, sebuah
makalah. Jakarta.
Lampiran 1
Daftar Paud di Lingkungan UPT Dinas
Pendidikan XI Tarusan
Kabupaten Pesisir Selatan
No.
|
Nama Sekkolah
|
Alamat
|
Kepala Sekolah
|
Jumlah Guru
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lampiran 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar